Darah : Fungsi, Komponen, dan Proses Pembekuan Darah
Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya (silahkan Baca: Jaringan Ikat pada Hewan, bagian 3.c), darah merupakan jaringan pengikat berwujud cair yang terdiri atas sel-sel darah dan plasma darah. Darah berperan sebagai komponen utama dalam sistem sirkulasi di dalam tubuh manusia.
Pada manusia, darah merupakan cairan tubuh yang kental dan berwarna merah. Kekentalan darah diperkirakan 4-5 kali lebih kental dari air sehingga darah mengalir dengan lambat di dalam pembuluh darah kita. Darah mempunyi pH 7,35-7,45 dan bersifat isotonik pada larutan NaCl 0,85%. Berat darah dari dalam tubuh seseorang adalah sekitar 8% dari berat tubuh normal. Apakah Anda dapat memperkirakan jumlah darah di dalam tubuh Anda?
1. Fungsi Darah
Darah dan sistem sirkulasi beberapa fungsi sebagai berikut.
- Menstransportasikan material-material penting ke seluruh tubuh. Beberapa material penting yang diangkut oleh darah, yaitu nutrisi organik dan anorganik serta gas, misalnya oksigen. Nutrisi atau zat makanan yang berasal dari luar tubuh akan masuk ke alat-alat pencernaan, kemudian diedarkan oleh darah ke seluruh sel. Sementara itu, oksigen ditransportasikan dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh untuk kemudian digunakan dalam proses oksidasi zat makanan.
- Mentransportasikan produk-produk sampah keluar dari sel dan dilepaskan atau dikeluarkan ke luar (lingkungan). Produk-produk sampah tersebut di antaranya karbondioksida dan zat-zat sisa ( sampah) metabolisme. Karbondioksida merupakan hasil oksidasi dan akan diangkut dari sel-sel tubuh ke luar menuju paru-paru. Zat-zat sisa metabolisme dikeluarkan dari sel tubuh menuju ginjal.
- Mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke sel-sel atau jaringan yang menjadi targetnya.
- Mengangkut molekul-molekul yang bersifat buffer untuk menjaga pH darah.
- Mengangkut enzim dari sel-sel sekretori ke berbagai sel tubuh lainnya.
- Mempertahankan suhu tubuh dengan cara mentransportasikan panas dari bagian dalam tubuh ke permukaan tubuh atau sebaliknya.
- Mentransportasikan antibodi menuju tempat terjadinya infeksi untuk dinetralkan.
2. Komponen Darah
Darah terbagi atas dua komponen utama, yaitu plasma darah dan sel darah. Bagaimanakah cara kita mengetahui dan melihat kedua komponen darah tersebut? Komponen darah dapat diperoleh dengan melakukan proses sentrifugasi. Sentrifugasi adalah suatu cara memutar sampel darah dalam suatu tabung dengan menggunakan kecepatan tinggi. Ketika sampel darah disentrifugasi maka akan terbentuk tiga lapisan darah.
Perhatikan tabel komposisi darah berikut.
Komponen
|
Jumlah
|
Plasma darah (50%-60% dari volume darah)
Air
Protein
Ion, gula, lemak, asam amino, hormon, vitamin, dan gas terlarut
|
91%-92% dari plasma darah
7%-8% dari plasma darah
1%-2% dari plasma darah
|
Sel-sel darah (40%-50% dari volume darah)
Sel darah merah
Sel darah putih
trombosit
|
4-5 juta sel/mL darah
3.000-6.750 sel/mL darah
250.000-300.000 sel/mL darah
|
a. Plasma Darah
Plasma darah adalah bagian darah yang berupa cairan, mengisi sekitar 55% dari volume darah. Di dalam plasma darah, zat-zat terlarut bersama air. Fungsi utama plasma darah adalah mengatur keseimbangan osmosis darah dalam tubuh. Berikut komposisi plasma darah beserta turunannya.
Tabel Komposisi Plasma Darah
No
|
Kandungan Plasma Darah
|
Keterangan
|
1.
|
Air
|
Pelarut zat-zat lain
|
2.
|
Protein darah
Albumin
Globulin (alfa, beta, gamma)
Fibrinogen
|
Mempertahankan keseimbangan air pada darah dan jaringan; mengatur volume darah
Membantu transportasi lemak, vitamin, dan hormon; pertahanan tubuh (antibodi)
Berperan dalam proses pengumpalan darah
|
3.
|
Garam-garam (ion-ion), seperti kalium, natrium, kalsium, dan magnesium
|
Penyeimbang tekanan osmosis, mempertahankan pH (buffer), mengatur permeabilitas membran sel
|
4.
|
Nutrien, seperti glukosa, asam amino, dan asam lemah
|
Digunakan untuk aktivitas sel dan cadangan makanan
|
5.
|
Hormon
|
Memengaruhi aktivitas organ target
|
6.
|
Karbon dioksida
|
Sisa hasil respirasi sel yang akan dibawa ke paru-paru untuk dibuang
|
7.
|
Sampah nitrogen
|
Sisa hasil metabolisme yang akan diekskresikan oleh ginjal
|
b. Sel-Sel Darah
Antara 40%-50% dari volume darah manusia merupakan sel-sel darah. Darah mengandung beberapa tipe sel darah yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Terdapat tiga macam sel darah, yaitu sel darah putih (leukosit), sel darah merah (eritrosit), dan keping darah (trombosit).
No
|
Jenis Sel Darah
|
Karakteristik
|
1
|
a. Leukosit agranuler
1) Limposit
2) Monosit
b. Leukosit granuler
1) Neutrofil
2) Basofil
3) Eusinofil
|
Berjumlah 6.000-9.000 mm3 darah
Berinti satu dan tidak bergranula sitoplasmanya
Berdiameter 8-14 mikron, berinti agak bulat, dan berperan untuk imunitas
Berdiameter 14-19 mikron, inti berbentuk ginjal, dan berperan dalam imunitas nonspesifik
Berinti banyak dan bergranula dalam sitoplasmanya, serta berdiameter 9-12 mikron
Pembunuh kuman secara fagositosis
Memasuki jaringan berubah menjadi penimbul inflamasi
Dapat memfagositosis antigen dan antibodi
|
2.
|
Eritrosit
|
· Berbentuk cakram bikonkaf, tidak memiliki inti, berdiameter 7,7 mikron
· Jumlahnya 4,7-5,3 juta/mm3 darah
· Umurnya 120 hari
· Berfungsi untuk mengangkut oksigen dan CO2 dan dalam sistem buffer (penyangga)
|
3.
|
Trombosit
|
· Berbentuk bulat atau lonjong, dengan diameter 2-4 mikron dan tidak berinti.
· Berjumlah kira-kira 300.000/mm3 darah.
|
1) Sel Darah Putih
Di plasma darah pada sampel darah yang disentrifugasi terdapat lapisan tipis, yaitu leukosit atau yang lebih dikenal sebagasi sel darah putih. Leukosit berkembang dari bagian dalam (sumsum tulang) tulang-tulang tertentu di dalam tubuh. Leukosit berfungsi membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi, sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel leukosit tidak berwarna, dapat bergerak secara amoeboid, dan dapat menembus dinding kapiler/ diapedesis. Leukosit memiliki inti sel sehingga dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan. Di dalam tubuh, leukosit bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup.
Berdasarkan karakteristik sitoplasmanya, leukosit terbagi menjadi dua jenis, yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit merupakan kelompok leukosit yang sistoplasmanya bergranula. Granulosit terdiri atas neutrofil, eosinofil, dan basofil. Adapun agranulosit, merupakan kelompok leukosit yang sistoplasmanya tidak bergranula. Agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit.
Granulosit dan monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan tubuh terhadap mikroorganisme. Dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteri hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. Melalui mikroskop dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. Pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit.
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Jika kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah berisi leukosit dan mikroorganisme yang mati. Nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.
2) Sel Darah Merah
Di bagian dasar lapisan dasar sampel darah terdpat eritrosit, yaitu sel darah merah. Eritrosit berfungsi mentransportasikan oksigen ke seluruh tubuh. Jika dibandingkan dengan sel darah putih, jumlah sel darah merah beribu kali lipat daripada jumlah sel darah putih yang terdapat di dalam sistem sirkulasi. Seperti halnya leukosit, sel darah merah berasal dari suatu sel pada sumsum tulang.
Kemampuan mengikat oksigen dan karbon dioksida oleh sel darah merah adalah karena adanya hemoglobin. Hemoglobin merupakan suatu protein yang memiliki daya ikat kuat terhadap oksigen dan karbon dioksida.
Setiap molekul hemoglobin mengandung empat sub unit protein yang di bagian pusatnya terdapat atom Fe (besi). Satu molekul hemoglobin memiliki 4 atom Fe yang dapat mengikat 4 (empat) molekul oksigen. Oksigen yang menempel pada hemoglobin secara nyata meningkatkan kandungan ooksigen di dalam darah sehingga manusia dan hewan dapat bergerak aktif.
3) Keping Darah
Komponen darah yang berikutnya adalah keping darah atau lebih dikenal dengan trombosit. Komponen darah ini tidak dapat dilihat pada sampel darah yang disentrifugasi karena jumlahnya sangat sedikit. Sama seperti leukosit dan eritrosit, keping darah atau trombosit dibentuk di dalam sumsum tulang. Trombosit mempunyai peran yang sangat krusial di dalam penghentian perdarahan di saat tubuh mengalami luka. Trombosit memiliki bentuk yan tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar.
3. Proses Pembekuan Darah
Jika pembuluh darah terluka, darah akan terluka. Tubuh mempunyai cara membekukan darah yang keluar secara bertahap sehingga pendarahan akan terhenti.
Ketika cairan darah keluar melalui pembuluh darah yang pecah maka trombosit akan pecah. Trombosit akan menghasilkan enzim tromboplastin atau trombokinase dan bercampur dengan plasma darah. Pada plasma darah terdapat protrombin dan fibrinogen.
Enzim tromboplastin akan mengaktifkan protombin menjadi trombin. Pada proses pengaktifan ini juga melibatkan ion kalsium (Ca2+), vitamin K dan faktor lainnya. Trombin berperan sebagai enzim yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin merupakan serat-serat yang akan menganyam permukaan luka agar pendarahan terhenti.
Sumber:
Yusa dan Maniam, MBS.(2014). Advanced Learning Biology 2A for Grade XI Senior High School Mathematics and Natural Sciences Programme. Facil, Grafindo Media Pratama: Bandung.
Yusa dan Maniam, MBS.(2014). Advanced Learning Biology 2A for Grade XI Senior High School Mathematics and Natural Sciences Programme. Facil, Grafindo Media Pratama: Bandung.
0 Response to "Darah : Fungsi, Komponen, dan Proses Pembekuan Darah"
Posting Komentar