Sebaran Keanekaragaman Hayati di Permukaan Bumi, Biogeografi

Advertisement


Advertisement
Seperti kita ketahui, makhluk hidup tersebar di seluruh penjuru Bumi ini. Setiap organisme tinggal dan beradaptasi di habitat yang sesuai dengan karakteristik hidupnya. Di Bumi, terdapat beraneka ragam ekosistem yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Keadaan suatu ekosistem akan memengaruhi makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Beranekaragamnya ekosistem merupakan salah satu faktor yang sangat memengaruhi pola sebaran makhluk hidup. Bagaimana pola sebaran Keanekaragaman Hayati yang ada di Bumi? Pelajari uraian berikut agar Anda memahaminya.

1. Biogeografi (Wilayah Sebaran Makhluk Hidup)


Wilayah sebaran makhluk hidup disebut biogeografi. Wilayah sebaran makhluk hidup dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jenis mahluk hidupnya, yaitu zoogegrafi dan fitogeografi. Zoogeografi adalah peta wilayah persebaran untuk hewan, sedangkan fitogeografi adalah peta wilayah persebaran untuk tumbuhan.

a. Zoogeografi


Pada 1876, seorang ilmuwan Inggris bernama Alfred Russel Wallace melakukan penelitian tentang sebaran hewan di permukaan Bumi. Berdasarkan hasil penelitiannya, setiap wilayah memiliki hewan dengan kekhasan tersendiri sesuai dengan letak geografisnya. Wallace membagi wilayah persebaran hewan di permukaan Bumi menjadi 6 wilayah utama, yaitu Oriental, Paleartik, Ethiopia, Neartik, Neotropik, dan Australasia.

Sebaran Keanekaragaman Hayati , Biogeografi1. Zona Oriental


Zona ini secara esensial membentuk wilayah Asia dengan kepulauan-kepulauan yang berdekatan, seerti India, Srilanka, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Kepulauan Formosa, dan Filipina. Sebagian besar kepulauan di wilayah ini beriklim tropis. Oleh karena itu, wilayah oriental merupakan gudang sumber daya alam hayati.

Zona oriental kaya akan berbagai jenis ikan air tawar dan Amphibia. Spesies burung dan mammalia di wilayah ini mempunyai hubungan dekat dengan spesies burung dan mammalia di wilayah Ethiopia. Contoh hewan yang hidup di daerah oriental ini, antara lain harimau, gajah, gibon, orangutan, badak cula satu dan dua, menjangan, antilop, dan tapir. Zona ini mempunyai barier berupa samudera atau gurun pasir.


2. Zona Paleartik


Zona ini meliputi hampir seluruh Eurasia, Himalaya, Persia, Afganistan, Afrika, Inggris, dan Jepang. Zona Paleartik merupakan wilayah yang memiliki perbedaan dan perubahan suhu yang tinggi, serta perbedaan curah hujan dan keanekaragaman yang tinggi. Contoh hewan yang hidup di wilayah ini yaitu landak, bison, kucing kutub, beruang, dan menjangan.


3. Zona Ethiopia


Zona Ethiopia meliputi Afrika di sebelah selatan Sahara, Madagaskar, dan Arab. Kondisi lingkungan relatif seragam. Wilayah ini sangat dipengaruhi oleh Gurun Sahara (sebelah utara wilayah Ethiopia) sehingga kondisinya cukup panas dan kering. Gurun Sahara merupakan barier antara wilayah Paleartik dan Ethiopia. Contoh hewan yang hidup di wilayah Ethiopia, yaitu jerapah, zebra, antilop, unta, badak Afrika, primata, seperti lmur, babon, gorila, simpanse, dan ikan paru-paru. Hewan yang tidak ada di wilayah Ethiopia adalah Menjangan, beruang, salamander, dan katak pohon.


4. Zona Neartik


Zona ini meliputi Amerika Utara dan seluruh daerah Greenland. Kondisi fisik lingkungannya bersalju (Greenland), hutan gugur (timur Amerika Utara), padang rumput (wilayah tengah), atau hutan konifer (bagian utara). Hewan yang hidup di zona Neartik ada kesamaan dengan wilayah Paleartik. Contohnya, yaitu kalkun, mocking bird, salamander, bison, carbou, dan musk ox.


5. Zona Neotropik


Zona ini meliputi Meksiko bagian selatan hingga Amerika bagian tengah dan Amerika Selatan. Kondisi lingkungan sebagian besar beriklim tropis dan sebagian beriklim sub-tropis. Hewan yang hidup di wilayah tersebut antara lain, trenggiling, giant antheater, ungulata (hewan berkuku) seperti menjangan, babi, antilop, dan kuda. Di wilayah ini tidak ditemukan kera Anthropoid, seperti orangutan dan siamang.


6. Zona Australasia


Zona ini meliputi Australia, Selandia Baru, Papua, Maluku, dan pulau di sekitarnya. Kondisi lingkungan di wilayah ini sebagian besar beriklim tropis dan sebagian lagi sub-tropis. Daerah tropis kaya akan hutan huja tropis. Hewan yang hidup di zona Australasia ini banyak yang unik dan khas. Zona ini memiliki hewan endemik yang sangat banyak. Beberapa hewan yang hidup di zona ini, antara lain hewan berkantung, seperti kangguru dan koala, serta berbagai jenis burung seperti burung kasuari, cendrawasih, dan kiwi. Hewan lainnya adalah kura-kura, buaya, dan berbagai jenis katak.


b. Fitogeografi


Persebaran tumbuhan di permukaan Bumi sangat dipengaruhi oleh iklim seperti temperatur, kelembapan, curah hujan, dan intensitas cahaya. Selain itu, persebaran tumbuhan dipengaruhi pula oleh kondisi tanah dan letak geografis. Kondisi lingkungan di setiap belahan bumi berbeda-beda. Hal ini menyebabkan jenis-jenis tumbuhan yang hidup disetiap belahan bumi ini pun berbeda pula. Kondisi lingkungan yang berbeda disebabkan oleh bentuk Bumi yang bulat agak gepeng dan agak miring saat berotasi sehingga penerimaan cahaya matahari di setiap permukaan bumi tidak merata.

Para ahli mengklasifikasikan persebaran tumbuhan dalam bentuk bioma. Bioma ini ditentukan atas dasar skala ketinggian (altitude) dan garis lintang (latitude).


2. Faktor yang memengaruhi Sebaran Keanekaragaman Hayati


Sebaran pada makhluk hidup dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu faktor geografi, faktor reproduksi, dan faktor endemisme.

a. Faktor Geografi


Faktor Geografi sangat memengaruhi sebaran makhluk hidup. Suatu organisme akan terhambat persebarannya karena terhalang oleh beberapa faktor geografis seperti terhalang laut atau gunung yang tinggi. Kondisi tersebut menyulitkan suatu organisme untuk berpindah karena tidak bisa melampaui halangan tersebut.

Kondisi lingkungan yang berbeda menyebabkan suatu organisme yang asalnya sama akan beradaptasi di lingkungan yang berbeda. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan tingkah laku dan sedikit berpengaruh pada morfologi organisme tersebut. Perbedaan yang semakin banyak di antara organisme yang asalnya sama tersebut mengarah ke pembentukan spesies yang baru. Contoh isolasi geografis terjadi pada jenis tupai Scirius kaibabensis dan Scirius aberti di daerha Grand Canyon, Arizona. Kedua tupai tersebut terpisahkan oleh lembah yang sangat luas sehingga keduanya tidak dapat saling menyebrang. Isolasi geografis ini menyebabkan sedikit perbedaan morfologi dan tingkah laku sehingga keduanya dikelompokkan pada genus yang sama, tetapi spesies berbeda.


b. Faktor Reproduksi


Faktor lain yang dapat menghambat persebaran suatu organisme adalah faktor reproduksi. Faktor Reproduksi ini menyebabkan tidak terjadinya perkawinan interspesies (interhibridisasi). Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut.

1. Faktor Prezogotik

Faktor Prezogotik, yaitu hambatan saat dan sebelum perkawinan atau fertilisasi, di antaranya adalah sebagai berikut.
  • Faktor temporal, yaitu perbedaan masa dan musim kawin atau berbunga sehingga keduanya tidak mungkin bertemu untuk melakukan fertilisasi.
  • Faktor habitat, yaitu kedua populasi yang terdiri atas spesies yang sama hidup di habitat yang berbeda sehingga keduanya tidak pernah bertemu.
  • Faktor tingkah laku, yaitu terdapat perbedaan tingkah laku perkawinan sehingga tidak terjadi ketertarikan di antara keduanya untuk melakukan perkawinan.
  • Faktor mekanik, yaitu perbedaan struktur bunga atau genital yang menyebabkan tidak terjadi persilangan.
  • Faktor gamet, yaitu gamet jantan dan atau gamet betina mati sebelum terjadi fertilisasi atau gagal berfertilisasi.


2. Faktor Post Zigotik


Faktor Post Zigotik, yaitu hambatan yang terjadi setelah terjadi fertilisasi atau saat perkembangan menuju dewasa. Faktor yang memengaruhinya adalah sebagai berikut.
  • Ketidakmampuan hidup setelah persilangan. Hasil persilangan gagal berkembang atau tidak dapat mencapai pendewasaan seksual.
  • Sterilitas hasil persilangan. Hasil persilangan tidak dapat memproduksi gamet fungsional.
  • Hasil persilangan yang lemah. Keturunan dari hasil persilangan lemah sehingga daya hidupnya rendah atau steril.


3. Faktor Endemisme


Faktor endemisme dapat menyebabkan kekhasan suatu organisme yang dipengaruhi pula oleh faktor geografis dan faktor reproduksi. Faktor endemisme ini menyebabkan suatu organisme menjadi semakin khas dan endemik, serta semakin berbeda jauh dengan organisme asalnya.


Sumber:
Yusa dan Maniam, MBS.(2014). Advanced Learning Biology 1A for Grade X Senior High School Mathematics and Natural Sciences Programme. Facil, Grafindo Media Pratama: Bandung.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sebaran Keanekaragaman Hayati di Permukaan Bumi, Biogeografi"

Posting Komentar