Materi BAB 2 - Materi dan Perubahannya
Beberapa siswa mungkin tidak bisa mendownload, atau membuka file yang telah ibu bagikan, maka ibu akan posting materi bab 2 di sini, namun dengan catatan tulisan sedikit tidak rapi dan semuaa gambar tidak terbuka :) selamat belajar :)
A. pengertian Materi
Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang (mempunyai volume). Segala benda di alam semesta, termasuk tubuh kita merupakan materi. Materi terdapat 3 macam wujud: Liquid ( cair ), solid ( padat ), dan gas.
B. Sifat Materi
Sifat-sifat suatu materi dapat dikelompokkan menjadi sifat ekstensif dan sifat intensif yaitu :
1. Sifat ekstensif: sifat yang bergantung pada bentuk, ukuran dan jumlah zat. Contoh : kelarutan, massa jenis, volume, dan lain-lain.
2. Sifat intensif: sifat yang tidak ditentukan oleh bentuk, ukuran dan jumlah zat. Contoh : Cincin dan gelang yang sama-sama terbuat dari emas akan memperlihatkan sifat intensif yang sama : warnanya kuning mengkilap tidak berkarat dan memiliki berat jenis yang tertentu. Sifat intensif suatu materi dapat dikelompokkan :
a. Sifat fisis, Ciri suatu materi yang dapat di amati tanpa mengubah zat-zat yang menyusun materi tersebut. Contoh: warna, rasa, bau, titik lebur, titik didih, kekerasan, kerapatan, dan berat jenis.
b. Sifat kimia, erat hubungannya dengan pembentukan zat baru. Seperti: mudah tidaknya suatu zat terbakar, kestabilan, kereaktifan, perkaratan.Contoh: sifat terbakar dari kayu, sifat berkaratnya besi masamnya susu
C. Wujud Materi
1. Padat
Setiap zat padat mempunyai bentuk dan volume yang tetap. Sebagai contoh, pensilmu tetap berbentuk pensil meskipun ada pada tanganmu atau dimasukkan ke dalam gelas. Karena tidak ada tekanan yang dapat memampatkan pensil hingga menempati ruang yang lebih kecil, maka pensil itu memiliki volume tetap. Perlu diketahui penyebab zat padat bentuk volumenya tetap yakni partikel-partikel kecil yang menyusun semua zat senantiasa bergerak secara terus-menerus. Gagasan ini disebut teori kinetik zat. Partikel-partikel zat padat saling berdekatan dan terikat kuat oleh gaya antar partikel-partikel itu. Hal ini menyebabkan volume zat padat tidak menjadi lebih kecil. Partikel-partikel itu mampu menggetarkan tetangga dekatnya, namun tidak mempunyai energi yang cukup untuk keluar dari posisinya atau melepaskan diri dari ikatannya. Padat, misalnya; batu, kayu, besi, dan lain-lain.
2. Cair
Zat cair mengalir dan bentuknya sama seperti bentuk wadahnya. Walaupun demikian, seperti halnya zat padat, zat cair tidak dapat dimampatkan sehingga volumenya menjadi lebih kecil. Jika kamu menekan ke bawah satu liter air dengan tanganmu. partikel-partikel zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berpindah atau mengembara. Gerak partikel-partikel ini menyebabkan zat cair mengalir dan mengambil bentuk seperti wadahnya. Karena partikel-partikel zat cair saling berdekatan rapat, hampir serapat partikel-partikel zat padat, zat cair juga mempunyai volume yang tetap. Cair, misalnya; air, minyak, bensin, alkohol, dan lain-lain.
3. Gas
Gas dapat memuai atau menyusut mengisi ruang yang tersedia dan dapat dimampatkan ke tempat yang lebih kecil. Gas mempunyai bentuk dan volume yang tidak tetap. Menurut teori kinetik zat, partikel-partikel gas mempunyai energi yang cukup untuk memisahkan diri dari partikel-partikel lainnya. Partikel- partikel tersebut bebas bergerak ke segala arah sampai gas menyebar merata ke seluruh wadahnya. Karena partikel-partikel gas tidak saling berdekatan rapat, maka partikel-partikel itu dapat juga dimampatkan ke dalam ruangan yang lebih kecil berarti kamu memaksakan berulang-ulang partikel-partikel udara masuk ke dalam ban sepeda tersebut. Wujud gas, partikel-partikel mempunyai energi yang cukup untuk melawan gaya tarik yang mengikat partikel- partikel itu. Partikel-partikel yang menyusun zat cair tidak mempunyai energi cukup untuk melawan seluruh gaya tarik, namun partikel- partikel itu mempunyai energi yang cukup untuk bergerak mengembara. Zat padat tersusun dari partikel-partikel yang tidak mempunyai cukup energi untuk mengembara. Contoh zat Gas, misalnya; udara, gas oksigen, gas karbondioksida, dan lain-lain.
Di alam semesta materi dapat mengalami perubahan wujud dari wujud yang satu ke wujud yang lainnya jika menerima atau melepaskan energy /kalor. Contohnya dapat dilihat di bawah ini:
Ilustrasi perbedaan zat padat, zat cair dan zat gas sebagai berikut!
D. Perubahan Materi
Perubahan materi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
1. Perubahan fisika
Perubahan fisika adalah perubahan materi/zat yang tidak disertai terjadinya zat baru, tidak berubah zat asalnya, hanya terjadi perubahan wujud, perubahan bentuk atau perubahan ukuran.
a. Perubahan fisika karena perubahan wujud.
1) mencair atau melebur = PADAT menjadi CAIR
• Es batu akan berubah menjadi air jika dipanaskan pada suhu tertentu.
• Mentega akan menjadi cair jika dipanaskan pada suhu tertentu.
• Lilin akan mencair jika dipanaskan pada suhu tertentu.
2) Membeku = CAIR menjadi PADAT
• Air akan berubah menjadi es jika didinginkan pada suhu tertentu.
• Agar-agar masih cair akan membeku saat mengalami penurunan suhu atau didinginkan.
• Minyak goreng akan berubah menjadi padat saat mengalami penurunan suhu.
3) Menguap = CAIR menjadi GAS
• Air akan berubah menjadi uap jika dipanaskan pada suhu yang panasnya melebihi suhu didih air.
• Bensin lama kelamaan akan habis karena menguap jika dibiarkan terkena udara.
4) Mengembun = GAS menjadi CAIR
Contoh: Gelas yang berisi es, akan terdapat embun pada bagian luar gelas tersebut. Embun yang ada pada bagian luar gelas tersebut berasal dari uap air di udara yang ada di sekitar gelas yang berisi es tersebut.
5) Meyublim = PADAT menjadi GAS
Contoh: Kapur barus atau Kamper yang kita letakkan di dalam lemari, lama kelamaan akan habis, karena kabur barus tersebut berubah menjadi uap dan terbang ke udara.
6) Mengkristal atau menghablur = GAS menjadi PADAT
Contoh: Uap air yang berubah menjadi salju.
b. Perubahan fisika karena perubahan bentuk. Contoh : beras diubah menjadi tepung beras, kayu diubah menjadi kursi atau lemari, kain diubah menjadi baju dll
b. Perubahan fisika karena pelarutan atau pengeringan.
Contoh : gula diubah menjadi sirup, nasi diubah menjadi bubur, sayuran menjadi layu, air laut diubah menjadi garam, cabe segar diubah menjadi kering.
c. Contoh lain perubahan fisika yaitu : bola lampu listrik menyala, cermin memantulkan sinar, mobil di cat, dll
2. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang menyebabkan terjadinya satu atau lebih zat yang jenisnya baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Jadi bereaksi berarti berubah menjadi. Zat yang bereaksi disebut pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi disebut produk.
a. perubahan kimia karena proses pembakaran.
Pada proses pembakaran terjadi reaksi antara zat yang terbakar dengan oksigen dan api. Pada proses ini selalu dibebaskan energi dari reaksi tersebut. Makanya pada proses pembakaran akan terasa adanya panas. Pada proses pembakaran, zat asal akan berubah menjadi zat baru yang berbeda sifatnya dari zat asal. Kertas dibakar akan berubah menjadi gas, asap ataupun abu. Contoh proses pembakaran : lilin menyala, mercon meledak, bensin terbakar (energi yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan mobil).
b. Proses kimia karena proses peragian.
Proses peragian terjadi di mana zat asal yang mengandung karbohidrat protein dengan bantuan mikroorganisme (ragi/bakteri) akan berubah menjadi zat-zat lain. Contohnya : kedelai diubah menjadi tempe, kecap tauco; singkong atau beras diubah menjadi tape; singkong diubah menjadi gula cair(glukosa); gandum diubah menjadi bir; dll.
c. Perubahan kimia karena proses kerusakan
Kerusakan terjadi karena kimia, mikroba enzimatis. Contohnya: pelapukan kayu; makanan basi ; besi berkarat; minyak menjadi tengik;apel setelah dikupas menjadi coklat dll.
d. Perubahan kimia dari proses makhluk hidup.
Meliputi: proses pencernaan makanan; proses pernafasan; proses fotosintesis dll.
Perubahan kimia pasti terjadi dari suatu hasil reaksi kimia. Berlangsungnya suatu reaksi kimia dapat diketahui dengan:
a. Pembentukan gas. Contoh: Besi + Larutan H2SO4 : menghasilkan gas hidrogen
b. Pembentukan endapan. Contoh: Larutan timbal (II) asetat + larutan kalium iodida : menghasilkan endapan kuning
c. Perubahan warna. Contoh: Larutan kalium kromat yang berwarna (kuning) akan menjadi jingga jika di tetes dengan larutan asam sulfat
d. Perubahan suhu. Contoh: Reaksi antara kapur tohor dengan air menyebabkan kenaikan suhu
D. Perubahan Materi
Perubahan materi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
1. Perubahan fisika
Perubahan fisika adalah perubahan materi/zat yang tidak disertai terjadinya zat baru, tidak berubah zat asalnya, hanya terjadi perubahan wujud, perubahan bentuk atau perubahan ukuran.
a. Perubahan fisika karena perubahan wujud.
1) mencair atau melebur = PADAT menjadi CAIR
• Es batu akan berubah menjadi air jika dipanaskan pada suhu tertentu.
• Mentega akan menjadi cair jika dipanaskan pada suhu tertentu.
• Lilin akan mencair jika dipanaskan pada suhu tertentu.
2) Membeku = CAIR menjadi PADAT
• Air akan berubah menjadi es jika didinginkan pada suhu tertentu.
• Agar-agar masih cair akan membeku saat mengalami penurunan suhu atau didinginkan.
• Minyak goreng akan berubah menjadi padat saat mengalami penurunan suhu.
3) Menguap = CAIR menjadi GAS
• Air akan berubah menjadi uap jika dipanaskan pada suhu yang panasnya melebihi suhu didih air.
• Bensin lama kelamaan akan habis karena menguap jika dibiarkan terkena udara.
4) Mengembun = GAS menjadi CAIR
Contoh: Gelas yang berisi es, akan terdapat embun pada bagian luar gelas tersebut. Embun yang ada pada bagian luar gelas tersebut berasal dari uap air di udara yang ada di sekitar gelas yang berisi es tersebut.
5) Meyublim = PADAT menjadi GAS
Contoh: Kapur barus atau Kamper yang kita letakkan di dalam lemari, lama kelamaan akan habis, karena kabur barus tersebut berubah menjadi uap dan terbang ke udara.
6) Mengkristal atau menghablur = GAS menjadi PADAT
Contoh: Uap air yang berubah menjadi salju.
b. Perubahan fisika karena perubahan bentuk. Contoh : beras diubah menjadi tepung beras, kayu diubah menjadi kursi atau lemari, kain diubah menjadi baju dll
b. Perubahan fisika karena pelarutan atau pengeringan.
Contoh : gula diubah menjadi sirup, nasi diubah menjadi bubur, sayuran menjadi layu, air laut diubah menjadi garam, cabe segar diubah menjadi kering.
c. Contoh lain perubahan fisika yaitu : bola lampu listrik menyala, cermin memantulkan sinar, mobil di cat, dll
2. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang menyebabkan terjadinya satu atau lebih zat yang jenisnya baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Jadi bereaksi berarti berubah menjadi. Zat yang bereaksi disebut pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi disebut produk.
a. perubahan kimia karena proses pembakaran.
Pada proses pembakaran terjadi reaksi antara zat yang terbakar dengan oksigen dan api. Pada proses ini selalu dibebaskan energi dari reaksi tersebut. Makanya pada proses pembakaran akan terasa adanya panas. Pada proses pembakaran, zat asal akan berubah menjadi zat baru yang berbeda sifatnya dari zat asal. Kertas dibakar akan berubah menjadi gas, asap ataupun abu. Contoh proses pembakaran : lilin menyala, mercon meledak, bensin terbakar (energi yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan mobil).
b. Proses kimia karena proses peragian.
Proses peragian terjadi di mana zat asal yang mengandung karbohidrat protein dengan bantuan mikroorganisme (ragi/bakteri) akan berubah menjadi zat-zat lain. Contohnya : kedelai diubah menjadi tempe, kecap tauco; singkong atau beras diubah menjadi tape; singkong diubah menjadi gula cair(glukosa); gandum diubah menjadi bir; dll.
c. Perubahan kimia karena proses kerusakan
Kerusakan terjadi karena kimia, mikroba enzimatis. Contohnya: pelapukan kayu; makanan basi ; besi berkarat; minyak menjadi tengik;apel setelah dikupas menjadi coklat dll.
d. Perubahan kimia dari proses makhluk hidup.
Meliputi: proses pencernaan makanan; proses pernafasan; proses fotosintesis dll.
Perubahan kimia pasti terjadi dari suatu hasil reaksi kimia. Berlangsungnya suatu reaksi kimia dapat diketahui dengan:
a. Pembentukan gas. Contoh: Besi + Larutan H2SO4 : menghasilkan gas hidrogen
b. Pembentukan endapan. Contoh: Larutan timbal (II) asetat + larutan kalium iodida : menghasilkan endapan kuning
c. Perubahan warna. Contoh: Larutan kalium kromat yang berwarna (kuning) akan menjadi jingga jika di tetes dengan larutan asam sulfat
d. Perubahan suhu. Contoh: Reaksi antara kapur tohor dengan air menyebabkan kenaikan suhu
E. Klasifikasi Materi
Materi di alam sangat banyak jenisnya. Ahli kimia menggolongkannya menjadi beberapa golongan materi sebagai berikut:
1. Unsur
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan. Suatu unsur bisa dituliskan dalam bentuk lambang unsur. Berdasarkan aturan J.J Barelius, penulisan lambang unsur mempunyai aturan sebagai berikut:
a. Lambang unsur yang terdiri atas 1 huruf memakai huruf besar. Contoh : Karbon (C), Oksigen (O), Sulfur (S)
b. Lambang unsur yang terdiri dari 2 huruf memakai huruf besar pada huruf pertama dan huruf kecil pada huruf kedua. Alumunium (Al), Perak (Ag), dan Besi (Fe)
Berdasarkan sifatnya unsur dibagi menjadi:
a. Logam. Ciri-ciri golongan logam adalah keras kecuali Na dan Ca, pada suhu kamar berwujud padat kecuali raksa (Hg), bersifat konduktor, mengkilap, memiliki daya rentang, elastic, dan bersifat magnetik (Au, Al, Ag, dan Na).
b. Non logam. Ciri-ciri golongan non logam adalah bersifat isolator kecuali karbon bersifat semiknduktor, tidak mengkilap, rapuh, tidak dapat ditempa dan diregangkan, pada suhu kamar berwujud padat dan gas kecuali Br yang berwujud cair.
c. semi logam/ metaloid. unsure peralihan dari logam ke non logam sehingga sebagian mempunyai sifat logam dan sebagian sifat bukan logam (B, Si, As dan Ge). Merupakan semikonduktor.
2. Senyawa
Senyawa adalah zat yang terbentuk dari unsur-unsur melalui reaksi kimia. Sifat senyawa sangat berbeda dengan sifat unsur-unsur penyusunnya. Penguraian senyawa dapat terjadi karena pemanasan atau aliran listrik. Bagian terkecil dari senyawa adalah molekul.
Molekul terbentuk dari perikatan dua jenis atau lebih atom unsur. Molekul dibedakan menjadi 2 yaitu : molekul unsur (gabungan atom unsur yang sejenis, contoh O2) dan molekul senyawa (gabungan atom yang tidak sejenis, contoh H2O).
Senyawa juga diberi lambang, lambang senyawa disebut rumus kimia. Rumus kimia dari beberapa senyawa
No Nama Senyawa Kimia Rumus Kimia
1 Air H2O
2 Etanol C2H5OH
3 Glukosa C6H12¬O6
4 Magnesium Hidroksida Mg(OH)2
5 Kalsium Karbonat CaCO3
6 Karbon Dioksida CO2
7 Natrium Klorida NaCl
8 Asam Klorida HCl
9 Metana CH4
10 Amonia NH3
11 Natrium Hidroksida NaOH
12 Ozon O3
3. Campuran
Campuran adalah gabungan dari beberapa zat tanpa melalui reaksi kimia dan masih mempunyai sifat zat asalnya, sehingga komponen penyusun campuran dapat dikenali dan dapat dipisahkan lagi. Contohnya : larutan garam, air lumpur, santan.
Campuran dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu:
a. Homogen
Lama lain campuran homogen adalah larutan. Suatu campuran yang sulit untuk dibedakan. Contohnya laurtan air gula dan garam.
b. Heterogen
Suatu campuran yang penyusunnya dapat dengan mudah dapat dibedakan.
Tiga Jenis Campuran yaitu:
a. Larutan
Larutan adalah campuran homogen. Suatu campuran dikatakan homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas, sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra.
b. Suspensi
Suspensi adalah campuran kasar dan bersifat heterogen. Antara komponennya masih terdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Istilah suspensi biasanya dimaksud untuk campuran hererogen dari suatu zat padat dalam zat cair. Suspensi tampak keruh dan tidak stabil
c. Koloid
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Contohnya santan, air, susu, air sabun, dan cat.
F. Pemisahan campuran
Kebanyakan materi yang berada di alam ini tidak murni, melainkan masih berupa campuran. Seperti halnya udara yang kita hirup setiap hari sampai air laut yang berada di samudera. Udara sendiri terdiri dari beberapa macam zat seperti oksigen, nitrogen, uap air dan yang lainnya. Sedangkan air terdiri dari air, garam, dan zat yang lainnya.
Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkannya dari campurannya. Prinsip pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan sifat-sifat fisis zat penyusunnya, diataranya seperti wujud zat, ukuran partikel, titik leleh, titik didih, sifat magnetik, kelarutan, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa metode dalam memisahkan campuran.
1. Filtrasi (Penyaringan)
metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan cairan dan padatan yang tidak larut dengan menggunakan penyaring (filter) berdasarkan perbedaan ukuran partikel.
2. Dekantasi
Metode memisahkan cairan dengan padatan dengan cara menuang cairan secara perlahan-lahan, dengan demikian padatan akan tertinggal di dalam wadah tersebut.
3. Santrifugasi
Metode jenis ini sering dilakukan sebagai pengganti filtrasi bila partikel padatan sangat halus dan jumlah campurannya lebih sedikit. Metide sentrifugasi digunakan secara luas untuk memisahkan sel-sel darah dan sel-sel darah putih dari plasma darah. Dalam hal ini, padatan adalah sel-sel darah dan akan mengumpul di dasar tabung reaksi, sedangkan plasma darah berupa cairan berada di bagian atas.
4. Evaporasi (Penguapan)
Metode yang digunakan untuk memisahkan zat padat yang terlarut dari larutannya. Sebagai contoh adalah larutan garam, larutan dipanaskan secara perlahan dengan uap air.
5. Distalasi (Penyulingan)
Metode pemisahan campuran zat cair dari larutannya berdasarkan perbedaan titik didih. Jika larutan dipanaskan, maka komponen titik didihnya yang lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Dalam kehidupan sehari-hari proses penyulingan digunakan sebagai pemisahan air tawar dan air laut, pembuatan etanol atau alkhol, dan proses pemisahan minyak bumi.
6. Kromatografi
Metode pemisahan campuran yang terjadi karena perbedaan kelarutan zat-zat dalam pelarut serta perbedaan penyerapan (adsorbsi) kertas terhadap zat-zat yang ingin dipisahkan. Suatu zat yang lebih dahulu larut dalam pelarut dan kurang terabsorbsi pada kertas akan bergerak lebih cepat.
7. Sublimasi
Metode pemisahan campuran sesama zat padat berdasarkan perubahan wujud zat. Zat padat yang menyublim (berubah wujud menjadi gas atau sebaliknya) dapat dipisahkan dengan campurannya dengan zat padat yang tidak dapat menyublim menggunakan metode sublimasi. Contohnya seperti campuran iodin dengan garam dapat dipisahkan dengan cara pemanasan. Campuran dipanaskan di dalam wadah cawan yang ditutp dengan corong terbalik. Iodin akan menyublim dan menjadi uap, tapi pada saat menyentuh permukaan corong, uap iodin menyublim kembali menjadi padatan yang menempel pada permukaan corong sehingga dapat dipisahkan dengan padatan garam.
8. Ekstraksi (Penyarian)
Pemisahan campuran dengan metode ekstraksi terjadi atas dasar perbedaan kelarutan zat terlarut di dalam pelarut yang berbeda. Ekstraksi sering dilakukan untuk mengambil sari dari suatu tumbuhan.
0 Response to "Materi BAB 2 - Materi dan Perubahannya"
Posting Komentar