Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati merupakan salah satu sumber daya alam yang harus dilestarikan. Keanekaragaman hayati sangat berperan penting terhadap keseimbangan lingkugan. Setiap tingkat keanekaragaman hayati memiliki peran tertentu sesuai dengan tingkatannya.
Keanekaragaman gen memiliki peranan penting dalam berbagai jenis kehidupan. Dengan adanya keanekaragaman gen, manusia dapat mencari alternatif dan variasi dalam pemanfaatan sumber daya alam hayati. Contohnya, jika hanya tersedia satu varietas padi, dan varietas tersebut hilang atau punah, maka kita tidak punya pilihan lagi. Akibatnya, tidak akan ada lagi padi yang dapat kita makan. Dengan adanya keanekaragaman gen, manusia dapat mencari alternatif alternatif atau merekayasa agar kualitasnya lebih baik dan lebih bermanfaat bagi manusia.
Keanekaragaman hayati pada tingkat spesies (varietas) memberikan peluang kepada manusia untuk merekayasa degan hasil varietas baru yang memiliki keunggulan lebih. Hal ini juga sangat berkaitan dengan faktor gen. Pemuliaan tanaman atau hewan merupakan upaya manusia dalam meningkatkan mutu sumber daya alam hayati yang bergantung pada tersedianya keanekaragaman unit-unit di dalam spesies.
Peran keanekaragaman hayati juga terjadi pada taraf ekosistem. Dengan adanya berbagai macam ekosistem, akan memudahkan kita untuk melakukan pemilihan pemanfaatannya. Peluang pemanfaatan ini akan semakin besar jika keanekaragaman ekosistem semakin tinggi pula. Tersedianya keanekaragaman spesies akan lebih tinggi jika terdapat lebih banyak ekosistem.
Anda pasti menyadari dan merasakan betapa pentingnya keanekaragaman hayati bagi kesejahteraan manusia. Namun, keanekaragaman hayati ini mengalami ancaman besar. Laju kemerosotannya terus meningkat. Jika tidak waspada, keanekaragaman hayati akan berkurang dan tidak mampu berperan lagi bagi kesejahteraan manusia. Manusia sebagai salah satu spesies yang ada di Bumi pun ikut terancam punah.
Oleh karena itu, pelestarian keanekaragaman hayati ini keperluan yang sangat mendesak, bahkan suatu keharusan. Jadi, jelaslah bahwa upaya pelestariian keanekaragaman hayati berupa gen, jenis, dan ekosistem sangatlah penting bagi terjaganya keseimbangan atau kestabilan lingkungan.
Upaya pelestarian Keanekaragaman Hayati (sumber daya alam hayati) memiliki beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut.
- Mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati.
- Mengusahakan terwujudnya keseimbangan ekosistem.
- Mengupayakan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan.
Upaya tersebut dilakukan dalam tiga kegiatan pokok, yaitu sebagai berikut.
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan
Kegiatan ini merupakan satu proses alami dari berbagai unsur hayati dan nonhayati yang menjamin kelangsungan kehidupan setiap makhluk hidup.
2. Perlindungan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
Kegiatan ini merupakan upaya menjamin keanekaragaman jenis agar tidak punah. Jika punah, tidak dapat diganti dengan unsur lain. Kegiatan ini di antaranya dilakukan di dalam kawasan konservasi (in-situ) dan juga dilakukan di luar kawasan konservasi (ex-situ).
Konservasi in-situ adalah konservasi dan perlindungan flora dan fauna di habitat alaminya. Konservasi in-situ memiliki beberapa keuntungan, di antaranya sebagai berikut.
- Proses evolusi makhluk hidup secara alami dapat berlanjut degan baik, karena makhluk hidup lebih mudah beradaptasi dan bertahan hidup di habitatnya.
- Memberikan informasi mengenai kondisi lingkungan hidup yang lebih tepat untuk keperluan budi daya.
- Biaya perlindungan lebih murah.
Selain memiliki keuntungan, konservasi in-situ juga memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.
- Jangkauan terbatas untuk semua variasi gen.
- Keamanan kurang terjamin.
- Pemanfaatannya terbatas,lebih kepada pemanfaatan jangka panjang atau kelesatarian, contoh konservasi alam in-situ adalah, taman nasional, cagar alam, cagar biosfer, suaka margasatwa, hutan lindung, hutan wisata, dan taman laut.
Konservasi ex-situ adalah koservasi serta perlindungan flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat alaminya. Konservasi ex-situ memiliki beberapa keuntungan, di antaranya sebagai berikut.
- Dapat digunakan untuk memelihara jumlah dan variasi gen individu-individu langka, serta dapat dilepaskan ke habitat alaminya secara periodik.
- Hasil penelitian populasinya dapat digunakan untuk menentukan strategi konservasi.
- Dapat digunakan untuk wisata tanpa mengambil lagi dari alam.
- Dapat digunakan sebagai sarana pendidikan dan penelitian yang lebih terjangkau.
Seperti halnya konservasi in-situ, konservasi ex-situ juga memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.
- Adanya keterbatasan ukuran populasi dan variasi genetik.
- Adanya ketergantungan terhadap pengelola.
- Daya tahan hidup organisme di habitat alami cenderung berkurang.
- Terjadinya konsentrasi ditempat-tempat tertentu saja sehingga lebih mudah terancam oleh perubahan atau tekanan lingkungan.
- Diperlukan tenaga dan biaya yang besar untuk menjamin keberlangsungan jangka panjang.
Daftar Taman Nasional di Indonesia
No | Letak | Nama Taman Nasioal |
1 | Sumatera | Taman Nasional Barbak |
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan | ||
Taman Nasional Bukit Duabelas | ||
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh | ||
Taman Nasional Kerinci Seblat | ||
Taman Nasional Gunung Leuser | ||
Taman Nasional Sembilang | ||
Taman Nasional Siberut | ||
Taman Nasional Tesso Nilo | ||
Taman Nasional Way Kambas | ||
2 | Jawa | Taman Nasional Alas Purwo |
Taman Nasional Baluran | ||
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru | ||
Taman Nasional Gunung Ciremai | ||
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango | ||
Taman Nasional Gunung Halimun Salak | ||
Taman Nasional Gunung Merapi | ||
Taman Nasional Gunung Merbabu | ||
Taman Nasional Karimun Jawa | ||
Taman Nasional Kepulauan Seribu | ||
Taman Nasional Meru Betiri | ||
Taman Nasional Ujung Kulon | ||
3 | Bali | Taman Nasional Bali Barat |
Taman Nasional Gunung Rinjani | ||
Taman Nasional Kelimutu | ||
Taman Nasional Komodo | ||
Taman Nasional Manupeu Tanah Daru | ||
Taman Nasional Laiwang Wanggameti | ||
4 | Kalimantan | Taman Nasional Betung Karihun |
Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya | ||
Taman Nasional Danau Sentarum | ||
Taman Nasional Gunung Palung | ||
Taman Nasional Kayan Mentarang | ||
Taman Nasional Kutai | ||
Taman Nasional Sembangau | ||
Taman Nasional Tanjung Puting | ||
5 | Sulawesi | Taman Nasional Bantimurung – Bulusarung |
Taman Nasional Bogani Nani Wartabone | ||
Taman Nasional Bunaken | ||
Taman Nasional Lore Lindu | ||
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai | ||
Taman Nasional Takabone Rate | ||
Taman Nasional Kepulauan Togean | ||
Taman Nasional Kepulauan Wakatobi | ||
Taman Nasional Aketajawe – Lolobata | ||
Taman Nasional Lorentz | ||
Taman Nasional Manusela | ||
Taman Nasional Teluk Cenderawasih | ||
Taman Nasional Wasur |
in-situ
Cagar Alam: kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan, satwa, dan ekosistem yang perkembangannya tergantung pada alam itu sendiri.
Taman Nasional: area yang dijaga untuk melindungi dan melestarikan flora dan fauna yang ada di dalamnya. Flora dan fauna yang dilindungi memiliki nilai penting bagi kebudayaan lingkungan dan alam sekitar.
Suaka Margasatwa: area alami yang dikhususkan untuk perlindungan dan pelestarian satwa.
Cagar Biosfer: kawasan yang terdiri atas ekosistem yang telah megalami degradasi yang dilindungi dan dilestarikan untuk kepentingan penelititan dan pendidikan.
Hutan Lindung: kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pegunungan yang dikonservasikan untuk melindungi lahan agar tidak tererosi dan untuk mengatur tata air.
Hutan Wisata: kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayah perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan yang dapat dimanfaatkan bagikepentingan pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi.
Taman Laut: wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam dan bertujuan melindungi plasma nutfah di lautan.
ex-situ
Beberapa bentuk konservasi Ex-situ antara lain kebun binatang, taman safari, dan kebun botani.
Kebun Binatang: tempat penangkaran hewan yang berasal dari berbagai daerah untuk diperlihara dan dikembangbiakan. Kebun binatang banyak digunakan untuk tempat rekreasi, penelitian, dan perlindungan hewan. Baik yang tidak dilindungi, dilindungi, maupun yang hampir punah.
Kebun Botani: tempat berbagai jenis tumbuhan yag berasal dari berbagai tempat dan dipelihara dengan baik sebagai bahan penelititan, rekreasi, dan perlindungan. Terutama perlindungan bagi tumbuhan langka dan dilindungi. Contohnya adalah Kebun Raya Bogor.
Taman Safari: tempat penangkaran hewan yang berasal dari beragai daerah. Biasanya hewan-hewan yang ada di Taman Safari dilepas bebas atau tanpa kandang. Pembuatan Taman Safari biasanya ditujukan untuk penelitian, konservasi, rekreasi, dan perlindungan bagi berbagai jenis.
3. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
Kegiatan ini merupakan usaha pengendalian atau pembatasan dalam memanfaatkan sumber daya alam hayati dan ekosistemya secara terus menerus pada masa mendatang.
Untuk memperkuat upaya pelestarian keanekaragaman hayati, pemerintah membuat undang-undang yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati dan pelestarian keanekaragaman hayati, antara lain sebagai berikut.
- Undang-Undang Nomor 4 tahun 1982 tentang ketentuan pengelolaan lingkungan hidup.
- Udang-undang Nomor 9 tahun 1985 tentang perikanan.
- Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi.
- Undang-Undang Nomor 5 tahun 1994 tentang pengesahan konservasi PBB mengenai keanekaragaman hayati.
- Undang-Undang nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan.
Sumber:
Yusa dan Maniam, MBS.(2014). Advanced Learning Biology 1A for Grade X Senior High School Mathematics and Natural Sciences Programme. Facil, Grafindo Media Pratama: Bandung.
0 Response to "Pelestarian Keanekaragaman Hayati"
Posting Komentar