Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang disebut nusantara. Secara geografis Indonesia berada pada koordinat 6oLU – 11oLS dan 95oBT – 141oBT di permukaan bumi. Dengan posisi tersebut Indonesia berada di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa.
Jika dilihat dari letak geografisnya, Indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan muda, yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania sehingga Indonesia memiliki banyak pegunungan berapi. Hal tersebut menyebabkan tanahnya menjadi subur.
Dengan keadaan tanah yang subur, daratan di Indonesia ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan dan ditinggali oleh berbagai jenis hewan. Di Indonesia terdapat 10% spesies tanaman yang ada di Bumi, 12% spesies Mammalia, 16% spesies Reptilia dan Amphibia, serta 17% spesies burung yang ada di Bumi. Sehingga bisa dikatakan Keanekaragaman Hayati di Indonesia sangat tinggi.
1. Keanekaragaman Fungi dan Mikroorganisme di Indonesia
Indonesia adalah negara yang memiliki kelembapan udara yang cukup tinggi, lantai hutan yang selalu basah, dan memiliki suhu yang hangat. Kondisi tersebut menyebabkan jamur dan mikroorganisme lain sangat adaptif dan dapat hidup dengan baik.
Contohnya, kawasan hutan lindung Gunung Lumut di Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur. Kawasan yang memiliki luas 42.00 hektar ini kaya akan lumut dan jamur. Seorang ahli jamur bernama Dr. Djumali Mardji telah melakukan penelitian tentang keanekaragaman jamur di kawasan tersebut. Dr. Djumali sedikitnya menemukan 120 jenis jamur. Dari jumlah tersebut 40 jenis di antaranya ditemukan pada ketinggian 600 sampai 2100 meter di atas permukaan laut. Beberapa jenis jamur bahkan tidak ditemukan di tempat lain dan belum diketahui namanya.
Di kawasan Gunung Lumut, ditemukan jamur Amauroderma, jamur langka yang bagian atasnya berwarna kehitaman, sedangkan bagian bawahnya bisa mencetak sidik jari yang memeganggnya. Saat dipegang, sidik jari pada jamur itu akan berwarna merah, tetapi perlahan-lahan berubah menjadi hitam.
Ada pula jamur unik bernama Ramaria largentii, bentuknya persis seperti terumbu karang di laut. Adapun jamur Phallus impudicus bentuknya seperti kelambu atau jaring kecil seukuran balon. Uniknya, jamur ini berwarna merah muda atau putih.
Beberapa jenis jamur memiliki berbagai manfaat. Salah satu manfaat dari jamur umumnya adalah sebagai perangsang meningkatnya daya tahan tubuh. OIeh karena itu, selain sebagai bahan pangan juga dimanfaatkan sebagai obat-obatan atau suplemen. Dari 15 jenis jamur yang telah dibudidayakan dunia, jamur pangan yang cocok dibudayakan di indonesia antara Lain jamur merang dan jamur tiram.
Selain itu, beberapa jenis jamur mikro dimanfaatkan untuk pengolahan makanan dengan cara fermentasi. Misalnya, Saccharomyces cereviceae, Rhizopus stolonifer dan Neurospora crassa.
Dari segi ekonomi pasar, jamur di dunia sangat menguntungkan. Namun, keanekaragaman hayati di Indonesia yang sangat tinggi hanya mampu memasok 0,9% dari pasar dunia. Angka tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan China yang memasok 33.2% pasar jamur dunia.
Produksi jamur Indonesia yang rendah, volumenya juga terus menurun. Padahal jika dikembangkan, jamur ini sangat potensial bagi perekonomian Indonesia.
Budidaya jamur sebenarnya relatif mudah, waktu panennya cepat apalagi lahan di Indonesia juga sangat tersedia. Oleh karena itu, jamur memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan perlu terus dikembangkan.
2. Keanekaragaman Tumbuhan di Indonesia
Posisi Indonesia sangat menentukan tipe flora dunia. Jenis-jenis tumbuhan di Indonesia termasuk dalam flora Malesiana. Kawasan Malesiana ini meliputi Indonesia, Papua Nugini, Filipina, dan Semenanjung Malaya.
Indonesia memiliki dua di antara lima bioma di dunia, yaitu bioma hutan hujan tropis dan bioma savana. Bioma hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi. Di dalam bioma tersebut terdapat 10% jenis tumbuhan yang ada di dunia.
Tumbuhan khas Malesiana yang terkenal adalah Raflesia. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan parasit yang melekat pada akar atau batang tumbuhan pemanjat tetrasigma. Penyebaran Raflesia meliputi Sumatera (Aceh, Bengkulu), Malaysia, Kalimantan, dan Jawa.
Selain itu terdapat Amorpophallus titanum. Amorpophallus titanum juga sering disebut bunga bangkai. Amorpophallus merupakan flora khas Indonesia yang terdapat di Sumatera.
Keanekaragaman tumbuhan lainnya yang bernilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, antara lain, tumbuhan berbuah, seperti durian, rambutan, kedondong, salak, dan masih banyak buah-buahan khas tropis lainnya.
Selain itu, banyak juga terdapat tanaman sayur dan rempah-rempah yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
3. Keanekaragaman Hewan di Indonesia
Kepulauan Indonesia merupakan tempat bertemunya dua wilayah biogeografi yang berbeda, yaitu wilayah Oriental dan wiIayah Australasia. Berdasarkan garis Wallace, Zoogeografi di Indonesia dibagi kedalam dua kawasan, yaitu kawasan barat Indonesia yang terdiri atas Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali, serta kawasan timur Indonesia yang meliputi Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Hewan di kawasan barat Indonesia merupakan hewan-hewan oriental dan hewan di kawasan timur Indonesia termasuk dalam hewan-hewan Australasia. Di sebelah timur garis Wallace terdapat dua garis, yaitu garis Webber dan garis Lydeker.
Berikut ini adalah data mengenai keanekaragaman hewan di Indonesia.
No | Kelompok Hewan | Jumlah di Indonesia | Keterangan |
1 | Invertebrata - Insecta - Molusca | 25.000 spesies 20.000 spesies | dari 250.000 spesies di dunia dari 250.000 spesies di dunia |
2 | Ikan (pisces) | 8.500 spesies | dari 19.000 spesies di dunia |
3 | Amphibia | 1.000 spesies | dari 4.200 spesies di dunia |
4 | Reptilia | 2.000 spesies | dari 6.300 spesies di dunia |
5 | Aves | 1.519 spesies | dari 9.200 spesies di dunia |
6 | Mammalia | 436 spesies | Dari 4.170 spesies di dunia |
a. Persebaran Hewan di Wilayah Barat Indonesia
Hewan-hewan yang terdapat di wilayah barat Indonesia termasuk ke dalam hewan-hewan zona oriental. Zoogeografi wilayah barat Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Di wilayah ini banyak terdapat mammalia besar seperti gajah, banteng, harimau, dan badak. Beberapa di antaranya adalah hewan endemik.
Selain itu, terdapat berbagai jenis primata, seperti orangutan, owa Jawa, bekantan, tarsius, dan kera ekor panjang. Beberapa di antaranya merupakan hewan endemik.
Burung-burung yang terdapat di wilayah Indonesia bagian barat memiliki warna bulu yang kurang menarik, seperti jalak bali, elang jawa, dan elang putih.
b. Persebaran Hewan di Wilayah Timur Indonesia
Hewan-hewan yang terdapat di wilayah timur Indonesia relatif mirip dengan hewan-hewan di Australia. Hewan-hewan di kawasan ini termasuk dalam tipe hewan- hewan Australasia. Daerah persebaran hewan Australasia di bagian timur lndonesia meliputi, Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara. Di wilayah Indonesia bagian timur banyak hidup Mammalia kecil, Mammalia berkantung (marsupialia), berbagai jenis burung yang memiliki warna menarik, serta berbagai Jenis Amphibia dan Reptilia. Namun, pada kawasan tersebut tidak ditemukan spesies kera.
Beberapa jenis Mammalia yang hidup di wilayah timur Indonesia, antara lain kangguru pohon, wallaby, dan kuskus. Di wilayah timur Indonesia pun terdapat jenis burung besar yang tidak dapat terbang, yaitu burung kasuari. Burung kasuari ini ada kemiripan dengan jenis burung di Australia, seperti burung emu dan burung kiwi.
Selain burung kasuari, terdapat jenis burung lain yang tersebar di wilayah Indonesia timur, seperti cenderawasih, parkit, burung nuri, dan kaktua raja.
Hewan lainnya yang cukup banyak tersebar di wilayah timur Indonesia antara lain jenis-jenis Reptilia dan Amphibia. Di wilayah ini banyak Reptilia dan amphibia dengan warna-warna yang menarik tetapi sebagian besar di antaranya beracun.
c. Persebaran Hewan di Zona Peralihan Indonesia
Zona peralihan merupakan kepulauan yang terletak di antara kawasan Australasia dan Oriental. Adapun zona peralihan di Indonesia meliputi daerah di sekitar Wallace yang terbentang dari Sulawesi sampai Kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrochephalon maleo), anoa (Bubalus quarlasi), dan babi rusa (Babyrousa babyrussa). Daerah yang merupakan tempat peralihan yang paling mencolok adalah Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat.
Sumber:
Yusa dan Maniam, MBS.(2014). Advanced Learning Biology 1A for Grade X Senior High School Mathematics and Natural Sciences Programme. Facil, Grafindo Media Pratama: Bandung.
Yusa dan Maniam, MBS.(2014). Advanced Learning Biology 1A for Grade X Senior High School Mathematics and Natural Sciences Programme. Facil, Grafindo Media Pratama: Bandung.
artikelnya bermanfaat sekali bagi pelajar
BalasHapus