TETELO AYAM

Advertisement


Advertisement
Penyakit Telelo atau Newcastle Disease (NCD) biasa juga disebut dengan istilah penyakit Samper Ayam ataupun Pes Cekak. Dimana penyakit ini merupakan suatu infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo dan biasanya dikualifikasikan menjadi:
  1. Velogenik
  2. Mesogenic
  3. Lentogenik

  1. Tipe Velogenik yaitu Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND) Tipe Velogenic ini menyebabkan kematian yang luar biasa bahkan hingga 100%.
  2. Tipe Mesogenic Kematian tipe mesogenic pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakan gejala seperti gangguan pernapasan dan saraf.
  3. Tipe Lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan.
Pengelompokan diatas bisa didasarkan atas berbagai cara
  1. Cara menghitung waktu kematian rata-rata (mean death time) pada telur berembrio yang ditulari virus NCD
  2. Cara lain untuk menentukan keganasan virus NCD adalah dengan menghitung indeks keganasan intra serebral (intracerebral pathogenecity index/ ICPI)
  3. Indeks keganasan intra vena (intravenous pathogenicity index/IVPI),
  4. Menggunakan ayam specific pathogen free (SPF).
Tetelo merupakan penyakit ayam yang sangat merugikan, pertama kali ditemukan oleh Kraneveld di Jakarta (1926). Setahun kemudian, virus tetelo ditemukan juga di Newcastle (Inggris). Sejak saat itu, penyakit ini dikenal sebagai newcastle disease (NCD) dan ditemukan di berbagai penjuru dunia. Di India, penyakit ini dikenal dengan nama aanikhet.

  • Virus NCD termasuk dalam genus Rubulavirus, famili Paramyxoviridae.
  • Tidak semua virus NCD yang ditemukan bersifat ganas.
  • Beberapa di antaranya hanya bersifat ringan, bahkan dapat dimanfaatkan sebagai bibit vaksin untuk mencegah penyakit NCD yang ganas.
  • Mengingat virus NCD ada yang ringan dan ganas, ditentukan empat kelompok keganasan virus NCD
Kebanyakan vaksin aktif menggunakan virus ND lentogenik, sebagian kecil menggunakan galur mesogenik dan avirulent.
  • Yang menarik, galur avirulent V4 yang ditemukan di Australia (1967) pernah diuji coba sebagai vaksin pada ayam kampung di Indonesia dan beberapa negara ASEAN dengan pemberian lewat makanan
  • Di Indonesia, berbagai jenis vaksin NCD tersedia dalam jumlah cukup, baik yang diproduksi dalam negeri maupun impor.
  • Para peternak ayam umumnya paham bahwa mereka harus memvaksinasi ayam secara teratur terhadap NCD, di samping penyakit lain.
  • Satu hal yang masih jarang dilakukan peternak ayam adalah memantau hasil vaksinasi NCD.
  • Dengan mengirimkan sampel darah 2-3 minggu setelah vaksinasi ke laboratorium, peternak akan mengetahui apakah vaksinasi berhasil menimbulkan kekebalan atau belum.
  • Kendala seperti rantai dingin pengiriman vaksin dapat mempengaruhi kualitas vaksin.
  • Meskipun NCD dilaporkan dapat menular ke manusia, masyarakat tidak perlu khawatir karena umumnya hanya terjadi apabila tertular oleh virus dalam konsentrasi tinggi, seperti di laboratorium.
  • Gejala yang timbul akibat virus NCD hanya berupa konjungtivitis ringan.
NCD sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar.
  • Pada tahap yang mengenai pernapasan maka virus akan ditularkan melalui udara.
  • Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus ini tidak mempunyai jangkauan yang luas.
  • Unggas yang dinyatakan sembuh dari NCD tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan.
Gejala yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah sebagai berikut:
  • Excessive mucous di trakea.
  • Gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas.
  • Ayam tampak lesu.
  • Napsu makan menurun.
  • Produksi telur menurun.
  • Mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah.
  • Jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher terpuntir.

Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
  • Ayam yang tertular harus dikarantina atau bila sudah pada stadium berbahaya maka harus dimusnahkan.
  • Vaksinasi harus dilakukan untuk memperoleh kekebalan.
  1. Vaksinasi pertama, dilakukan dengan cara pemberian melalui tetes mata pada hari ke dua .
  2. Untuk berikutnya pemberian vaksin dilakukan dengan cara suntikan di intramuskuler otot dada.


Bertelur lagi jadi ayam sehat lagi - kena NCD lagi mati lagi




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TETELO AYAM"

Posting Komentar