PERLU DIKETAHUI

Tabel 1. Kadar NSP dalam Bahan Baku Pakan | ||
Bahan Baku | % NSP (Bahan Kering) | Kecernaan (%) |
Wheat | 10 | 12 |
Barley | 15 | 14 |
Soyabean Meal 48 % | 20 | 0 |
Peas | 22 | 18 |
Beans | 23 | 19 |
Rice Bran | 25 | 3 |
Sunflower Meal | 28 | 17 |
Grass Meal | 28 | 5 |
Maize Gluten (20 %) | 31 | 17 |
Wheat Feed | 34 | 9 |
Sumber : Pugh, R and C. Drive. The Scope for Enzymes in Commercial Feed Formulations. In Alltech's Asia Pacific Lecture. 1993 |
- Pada prinsipnya penambahan enzim dalam pakan bertujuan untuk menyingkirkan faktor anti nutrisi yang lazim terdapat dalam bahan baku asal tanaman.
- Peranan anti nutrisi dalam bentuk menghambat pencernaan nutrisi yang mengarah pada menurunnya enerji metabolis bahan, pertumbuhan yang rendah, konversi pakan yang buruk, kotoran basah yang menghasilkan telur-telur yang kotor dan masalah litter.
- Tujuan lain adalah untuk meningkatkan daya cerna bahan, membuat nutrisi-nutrisi tertentu secara biologis lebih tersedia, dan mengurangi dampak pencemaran yang ditimbulkan oleh kotoran unggas (ayam).
- Enzime phytase banyak dikenal dapat menghilangkan pengaruh anti nutrisi asam phitat.
- Penggunaan enzime phytase (dikembangkan dari Aspergillus niger) dalam pakan akan mengurangi keharusan penambahan sumber-sumber fosfor anorganik mengingat fosfor asal bahan baku tumbuhan terikat dalam asam phitat yang mengurangi ketersediaannya dalam pakan. Padahal suplementasi fosfor anorganik misalnya mengandalkan di calcium phosphate maupun mono calcium phosphate relatif mahal belakangan ini.
- Di samping itu, fosfor yang terikat dalam asam phitat yang tidak bisa dicerna sempurna oleh sistem pencernaan hewan monogastrik akan ikut dalam feses dan menjadi sumber polutan yang berpotensi mencemari tanah.
- Fosfor adalah tidak terurai dalam tanah sehingga dalam jangka panjang, pembuangan feses dengan kandungan fosfor tinggi akan menimbulkan masalah bagi tanah.
0 Response to "PERLU DIKETAHUI"
Posting Komentar