Radioisotop

Advertisement


Advertisement
radioiotop 

a. Pembuatan Radioisotop

Karena waktu paruh dari inti aktif suatu radioisotop tidak terlalu lama, pada umumnya radioisotope yang digunakan dalam berbagai keperluan tidak terdapat di alam. Oleh sebab itu, radioisotop yang dibutuhkan harus dibuat dari radioisotope stabil alamiah melalui reaksi inti. Untuk memproduksi radioisotop dalam jumlah banyak, cara yang umum digunakan antara lain menggunakan reaksi inti dengan neutron. Bahan-bahan yang tidak aktif, seperti natrium, kromium, ataupun iodium dimasukkan ke dalam rekator produksi radioisotope. Ketika reaktor dioperasikan maka neutron dari fisi digunakan untuk meradiasi bahan isotop.Unsur-unsur bahan baku isotop yang beraksi dengan neutron akan menjadi katif. Unsur-unsur yang aktif inilah yang disebut dengan radioisotop. Contoh-contoh radioisotop buatan BATAN, yaitu 24Na, 32p, 51Cr, 90Tc, dan 131I.

b. Penggunaan Radioisotop

Akhir-akhir ini, radioisotope sudah banyak digunakan di bidang kedokteran, industri, pertanian, dan dalam berbagai bidang kehidupan lainnya.

1) Bidang Kedokteran

Dalam bidang kedokteran, radioisotop dapat digunakan sebagai diagnosisi maupun sebagai terapi, midalnya untuk diagnosis kanker ataupun diagnosis fungsi kerja jantung. Kobal Co-60 dapat digunakan sebagai penyinaran kanker. Co-60 ini sebagai pengganti radiasi sinar-X jika di dalam pengobatan tersebut memerlukan intensitas sinar yang lebih kuat. Demikian juga produksi yang berlebihan dari hormon gondok dapat dikendalikan dengan cara si pasien meminum suatu larutan yang mengandung iodium I-131. Iodium akan sampai pada kelenjar gondok dan dapat memberikan radioterapi internal.

2) Bidang Industri

Penerapan teknik nuklir dalam menunjang industri dan konstruksi sudah sangat luas, misalnya dalam pemeriksaan material menggunakan teknik radiografi dengan sinar γ atau sinar-X dipancarkan dari radioisotop. Co-60 atau Ir-92 dilewatkan melalui material yang akan diperiksa, sebagian dari sinar tersebut akan diteruskan dan sisanya akan diserap tanpa merusak material. Selembar film dipasang di belakang material guna mendeteksi sianr yang berhasil menembus. Dari tingkat kehitaman film hasil proses dapat diekathui keadaan serta struktur yang ada pada material tersebut. Selain itu, teknologi nuklir juga digunakan dalam industrik polimerisasi radiasi, yaitu industri pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi dengan bantuan sinar radiasi untuk mempermudah dan mempercepat reaksi kimia. Bahan yang diolah dapat berupa polimer lateks (karet alam), kayu, polietilen, polipropilen, dan sebagainya.

3) Bidang hidrologi

a) Pengukuran laju air

Radioisotop dapat digunakan untuk mengukur laju alir atau debit aliran fluida dalam pipa, saluran terbuka, sungai, serta air dalam tanah. Dasar pengukuran ini adalah menggunakan perunut radioaktif. Akibat adanya aliran, konsentrasi perunut radioaktif dalam jangka waktu tertentu akan berubah. Debit aliran fluida diperoleh dari pengukuran perubahan inetnsitas radiasi dalam aliran tersebut dalam jangka waktu tertentu.

b) Pengukuran kandungan air tanah

Suatu alat yang memiliki sumber neutron cepat dimasukkkan ke dalam sebuah sumur sehingga terjadi tumbukan antara neutron cepat dan hidrogen dari air (H2O). Tumbukan ini akan menghasilkan neutron lambat yang dapat dideteksi dengan detector. Jumlah kandngan air dalam tanah dapat ditentukan dari cacahan yang terdeteksi pada detector.

c) Pendeteksi kebocoran pipa

Radioisotop dapat pula digunakan untuk mendeteksi kebocoran piap penyalur yang terbenam di dalam tanah.

Mula-mula perunut radioaktif dimasukkan ke dalam aliran, kemudian diikuti dari atas melalui suatu detector. Jika di suatu tempat terdapat cacahan radioaktif yang tinggi, berarti di tempat tersebut terdapat kebocoran.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Radioisotop"

Posting Komentar