Tumbuhan Berpembuluh: Tumbuhan Tidak Berbiji & Tumbuhan Berbiji
Tumbuhan berpembuluh disebut juga Tracheophyta. Tumbuhan berpembuluh sudah tergolong maju perkembangannya karena telah memiliki pembuluh angkut, yaitu xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan unsur hara yang diperlukan dari akar menuju daun. Adapun floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dan daun menuju seluruh tubuh tumbuhan. Tumbuhan Berpembuluh dibagi menjadi dua, yaitu Tumbuhan Tidak Berbiji dan Tumbuhan Berbiji.
A. Tumbuhan Tidak Berbiji (Tumbuhan Paku)
Tumbuhan tidak berbiji disebut juga Cormophyta karena sudah dapat dibedakan akar, batang, dan daunnya. Kelompok tumbuhan ini meliputi semua jenis tumbuhan paku.
Tumbuhan paku memiliki pembuluh angkut tipe konsentris, yaitu xilem berada di bagian tengah dan dikelilingi oleh floem. Akar berupa akar serabut. Tumbuhan paku bersifat autotrof karena daunnya mengandung klorofil. Berdasarkan ukuran daunnya, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makrofil (berdaun besar) dan mikrofll (berdaun kecil, seperti rambut atau sisik).
Tumbuhan paku memiliki bentuk daun tropofil dan sporofit. Tropofil, yaitu daun khusus untuk melakukan fotosintetis dan tidak mengandung spora. Adapun sporofil berfungsi untuk fotosintesis dan merupakan penghasii spora. Di bagian bawah sporofil terdapat sorus. Sorus merupakan kumpulan sporangium yang mengandung spora. Sorus dilindungi oleh selaput yang disebut indusium.
1) Reproduksi/ Metagenesis Tumbuhan Paku
Seperti halnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan antara fase sporofit dan fase gametofìt (Metagenesis). Perbedaannya terletak pada fase sporofit tumbuhan paku yang Iebih dominan dibandingkan fase gametofitnya.
Reproduksi yang terjadi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksualnya menggunakan stolon yang menghasilkan gemma atau dengan tunas yang menghasilkan spora. Berikut ini pergiliran keturunan pada tumbuhan paku.
Gametofit tumbuhan paku berbentuk seperti hati, yang disebut protalium. Gametofit tumbuhan paku berukuran kecil sekitar 0,5 cm. Tumbuhan paku memiliki sperma berflagel yang memerlukan kondisi lembap untuk meraih sel telur.
Zigot yang terbentuk dalam gametangium betina berkembang menjadi sporofit. Sporofit yang matang menghasilkan spora. Spora berkembang menjadi gametofit dengan cara pembelahan mitosis.
Berdasarkan spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibagi tiga kelompok yaitu tumbuhan paku homospora, heterospora, dan peralihan. Tumbuhan paku homospora merupakan turnbuhan paku yang menghasilkan spora dengan jenis dan ukuran yang sama, misalnya Lycopodium (paku kawat). Tumbuhan paku heterospora merupakan tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan jenis dan ukuran yang berbeda. Spora yang berukuran kecil disebut mikrospora dan merupakan spora berjenis kelamin jantan. Adapun spora yang berukuran besar disebut megaspora yang berjenis kelamin betina. Contohnya Marsilea (semanggi) dan Selaginella (paku rane).
Tumbuhan paku peralihan memilìki spora dengan bentuk dan ukuran yang sama, namun jenis kelaminnya berbeda. Contohnya pada Equisetum (paku ekor kuda). Berikut ini adalah bagan metagenesis tumbuhan paku.
2) Klasifikasi Tumbuhan Paku
Berdasarkan fosil yang ditemukan, tumbuhan berpembuluh muncul setelah tumbuhan tidak berpembuluh (lumut). Berdasarkan klasifikasi terbaru menurut Smith, et al. (2006), tumbuhan paku dibagi menjadi dua divisi, yaitu Lycophyta dan Pteridophyta. Divisi Lycophyta hanya terdiri atas kelas Lycopsida. Adapun Divisi Pteridophyta meliputi kelas Psilotopsida, Equisetopsida, Maratiopsida, dan Polypodiopsida (Pteridopsida).
a) Divisi Lycophyta
Divisi Lycophyta terdiri atas lebih dari 1.100 spesies yang hidup di berbagai habitat. Semua spesies tersebut termasuk ke dalam kelas Lycopsida. Genus yang paling dominan, yaitu Lycopodium (sekitar 400 spesies) dan Selaginella (sekitar 700 spesies).
Lycopodium (paku kawat) termasuk tumbuhan paku homospora yang menghasilkan spora dengan jenis dan ukuran yang sama. Adapun Selaginella (paku rane) merupakan tumbuhan paku heterospora karena memiliki dua jenis spora, yaitu mikrospora dan megaspora.
Sebagian besar Lycopodophyta merupakan tumbuhan terestrial, tetapi terdapat beberapa spesies yang epifit pada pohon.
b) Divisi Pteridophyta
(1) Kelas Psilotopsida
Psilotopsida merupakan kelompok paku primitif karena tidak memiliki akar dan daun. Sebagai pengganti akar, Psilotopsida memiliki rhizoid yang berfungsi menyerap air dan mineral, serta daun yang berbentuk sisik. Contoh genus yang paling dominan adalah Psilotum nudum.
(2) Kelas Equisetopsida
Equisetopsida disebut juga paku ekor kuda. Kelas ini hanya memiliki satu genus, yaitu Equisetum. Equisetum memiliki rhizoma dan batang yang tumbuh tegak ke atas. Batang tersebut berfungsi sebagai tempat melakukan fotosintesis. Dan rhizoma juga tumbuh percabangan yang pada bagian ujungnya terdapat struktur berbentuk kerucut yang disebut strobilus. Strobilus merupakan tempat dihasilkannya spora. Daun Equisetum berukuran kecil dan mengelilingi nodus. Gametofit Equisetum berukuran kecil, diameternya dapat mencapai 1 cm dan mampu berfotosintesis.
(3) Kelas Marattiopsida
Marattia purpurascens merupakan contoh dan kelas Morattiopsida. Tumbuhan paku ini berukuran besar, memiliki rhizoma yang membulat, bentuk daun pinnatus, dan berwarna hijau tua.
(4) Kelas Pteridopsida
Kelompok ini disebut juga paku sejati. Pteridopsida merupakan paku modern karena urat daunnya terlihat jelas. Pteridophyta telah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daunnya yang fertil memiliki titik-titik hitam di bagian bawahnya. Titik-titik ini adalah sorus yang merupakan kumpulan sporangium. Pada umumnya, daun muda divisi ini menggulung yang disebut ental. Contohnya Adiantum sp.
B. Tumbuhan Berbiji
Tumbuhan berbiji disebut juga Spermatophyta. Ciri khas kelompok ini, yaitu memiliki biji. Biji merupakan struktur kompleks yang memiliki jaringan khusus untuk melindungi embrio. Biji juga mengandung cadangan karbohidrat, lipid, dan protein yang digunakan sebagai energi bagi embrio untuk tumbuh dan berkembang.
Tumbuhan berbiji dapat dibedakan berciasarkan struktur alat perkembangbiakannya, yaitu Gymnospermae (berbiji tertutup) dan Angiospermae (berbiji terbuka).
1) Gymnosperrmae
Gymnospermae disebut juga tumbuhan berbiji terbuka, artinya biji tidak tertutup oleh daging buah. Istilah Gymnospermae berasal dan bahasa Yunani, yaitu dan kata “gymnos” yang berarti telanjang, dan “spermae” yang berarti biji.
Tumbuhan yang termasuk kelompok ini, yaitu berupa semak atau pohon dengan batang yang keras, kormus (dapat dibedakan akar, batang, dan daunnya), akar dan batangnya memiliki pembuluh angkut, berdaun sempit dan kaku, berbiji terbuka, dan tidak memiliki bunga. Alat reproduksinya berupa strobilus. Pembuahan yang terjadi adalah pembuahan tunggal dengan selang waktu antara penyerbukan dan pembuahan yang sangat lama.
Gymnospermae dibagi menjadi empat divisi, yaitu Cycadophyta, Ginkgophyta, Coniferophyta, dan Gnetophyta.
a) Divisi Cycadophyta
Cycadophyta terdaftar sebagai spesies yang terancam punah. Ciri khas Cycadophyta yaitu menghasilkan strobilus, bentuk daunnya mirip palem. dan berumah dua.
Sporofil tersusun dalam strobilus yang terdiri atas strobilus jantan dan betina. Biji Cycadophyta memiliki tiga lapisan integumen. Sel spermanya memiliki ukuran paling besar jika dibandingkan tumbuhan lain (diameternya lebih dan 400 pm) dan memiliki 10.000—70.000 flagel. Contoh divisi ini, adalah Zamia sp. dan Cycas rumphii (pakis haji).
b) Divisi Ginkgophyta
Divisi ini hanya memiliki satu spesies, yaitu Ginkgo biloba. Nama latin Ginkgo berasal dan bahasa China yang artinya aprikot perak. Ginkgo merupakan tumbuhan berumah dua, memiliki sperma yang berflagel, daunnya berbentuk kipas, dan memiliki tangkai daun yang panjang.
c) Divisi Coniferophyta
Coniferophyta disebut juga Pinophyta. Ciri-ciri kelompok ini, yaitu memiliki daun yang berbentuk jarum, berumah satu atau berumah dua, dan strobilus betinanya berukuran besar.
Strobilus betina tumbuh pada ketiak daun atau ujung cabang yang pendek. Contohnya, pinus (Pinus merkusii), redwood (Metasequoia glyptostroboides), dan damar (Agathis alba).
d) Divisi Gnetophyta
Semua anggota Gnetophyta berkayu karena memiliki pembuluh kayu, memiliki daun tunggal yang berhadapan, bijinya diselubungi oleh mantel, dan bunganya termasuk bunga majemuk. Contohnya adalah melinjo (Gnetum gnemon), Ephedra sp., dan Welwitschia mirabilis.
2) Angiospermae
Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup memiliki kemampuan beradaptasi di berbagai lingkungan. Bunga dan buah merupakan ciri dan Angiospermae karena organ tersebut tidak terdapat pada kelompok tumbuhan yang lain. Ciri lainnya, yaitu terdapat endosperma dalam biji.
Bunga merupakan alat reproduksi utama pada Angiospermae dan merupakan tempat terjadinya reproduksi seksual. Oleh karena itu, Angiospermae disebut juga divisi Anthophyta. Bunga tersusun atas kelopak (sepal), mahkota (petal), alat kelamin jantan (stamen), alat kelamin betina (putik), bakal buah, dan bakal biji.
Angiospermae terdiri atas dua kelas, yaitu kelas Monocotyledones dan kelas Dicotyledones
a) Kelas Monocotyledones
Sesuai namanya, kelas Monocotyladones memiliki ciri biji berkeping satu. Ciri Iainnya, yaitu memiliki akar serabut, batang tidak berkambiurn berkas pembuluhnya menyebar, tulang daun sejajar, dan mahkota bunganya kelipatan 3. Berikut ini contoh kelas Monocotyledones.
(1) Famili Pandanaceae
Anggota Famili ini memiliki tulang daun yang sejajar. Daunnya terkumpul rapat dalam tiga baris dan berbentuk spiral. Contohnya Pandanus tectorius.
(2) Famili Graminae
Kelompok ini memiliki ciri batang silindris, tulang daun sejajar, dan bunga berbentuk bulir. Contohnya, padi (Oryza sativa), alang-alang (Imperata cylindrica) dan jagung (Zea mays).
(3) FamiIi Cyperaceae
Kelompok ini memiliki batang triangularis (berbentuk segitiga). Daun tumbuh berkelompok pada pangkal batang. Pada beberapa spesies, daun tidak tumbuh sempurna atau sama sekali tidak ada. Contohnya, peperetan (Eleocharis dulcis), rumput teki (Kyllinga monocephala), dan papirus (Cyperus rotundus).
(4) Famili Palmae
Kelompok ini memiliki batang yang tidak bercabang. Dan batang yang terletak di atas tanah dapat tumbuh beberapa batang membentuk rumpun. Daun berbentuk kipas atau menyirip. Contohnya, salak (Salacca zalacca), sagu (Metroxylon sagu), dan kelapa (Cocos nucifera).
(5) Famili Bromeliaceae
Anggota kelompok ini memiliki daun yang berkumpul pada bagian bawab pangkal batang dan bunganya berkelarnin ganda. Contohnya, nanas (Ananas comosus).
(6) Famili Liliaceae
Ciri famili ini, yaitu memiliki akar rimpang di bawah tanah, umbi, atau umbi lapis. Bunganya memiliki kelamin ganda. Contohnya, lidah buaya (Sansevieria trifasciata), bunga lili (Lilium sp.), dan hanjuang (Cordyline sp.).
b) Kelas Dicotyledones
Kelas Dicotyledones memiliki ciri biji berkeping dua (dua daun lembaga). Kelas ini memiliki akar tunggang, batang berkambium, berkas pembuluh teratur membentuk lingkaran, tulang daun menyirip atau menjari, dan mahkota bunganya kelipatan 4 atau 5. Berikut ini contoh dan kelas Dicotyledones.
(1) Famili Moraceae
Ciri-ciri kelompok ini, yaitu bergetah, daun tunggal, bunganya tersusun dalam bulir rapat, dan buahnya berbentuk bola yang terbuka pada ujungnya (buah periuk). Contohnya pohon karet (Ficus elastica) dan nangka (Artocarpus integra).
(2) Famili Lauraceae
Bentuk buah pada kelompok ini seperti buah buni. Perhiasan bunganya tidak dapat dibedakan dengan jelas antara kelopak dan mahkota. Contohnya, alpukat (Persea americana) dan kayu manis (Cinnamomum zeylanicum).
(3) Famili Mimosaceae
Kelompok ini berupa semak memanjat, berduri, atau tanaman berkayu. Bunga berkelamin ganda dengan mahkota bunga berkelipatan lima. Contoh kelompok ini, yaitu pete (Parkia speciosa), putri malu (Mimosa pudica), dan akasia (Acacia farnesiana).
(4) Famili Caesalpiniaceae
Ciri kelompok ini, yaitu daun berseling atau tersebar, tulang daun menyirip, berupa daun majemuk atau tunggal, dan bunga majemuk yang tersusun dalam bentuk tandan atau malai. Contohnya, kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), flamboyan (Delonix regia), dan daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea).
(5) Famili Oxalidaceae
Kelompok ini merupakan keluarga belimbing. Ciri kelompok ini, adalah tulang daun menyirip dan bentuk buah buni, contohnya belimbing (Averrhoa carambola). Jenis yang kedua memiliki tulang daun menjari dan bentuk buah kotak, contohnya semanggi gunung (Oxalis corniculata).
Sumber:
Yusa dan Maniam, MBS.(2014). Advanced Learning Biology 1B for Grade X Senior High School Mathematics and Natural Sciences Programme. Facil, Grafindo Media Pratama: Bandung.
http://sainsbiologi.com/
http://sainsbiologi.com/
0 Response to "Tumbuhan Berpembuluh: Tumbuhan Tidak Berbiji & Tumbuhan Berbiji"
Posting Komentar