Sistem Ekskresi Pada Manusia

Advertisement


Advertisement
Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari manusia memerlukan sejumlah energi. Energi diperoleh dengan melakukan metabolisme. Dalam melakukan metabolisme dihasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh karena bersifat racun dan menimbulkan penyakit. Untuk mengeluarkan sisa hasil metabolisme, setiap makhluk hidup memiliki organ atau alat-alat ekskresi, termasuk manusia. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air (H2O), amonia (NH3), urea, dan zat warna empedu. Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari: paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.

1. Paru-paru

Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.

Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.


paru-paru.

Fungsi Paru-paru

Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme sel tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dari paru-paru melalui hidung.

Kelainan-kelainan Pada Paru-paru

Kelainan-kelainan pada paru-paru diantaranya adalah :

a. Asma atau sesak napas, yaitu kelainan oleh penyumbatan saluran pernapasan karena oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis.
b. Kanker paru-paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu dan asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi. Kelainan ini memengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
c. Empisema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi udara.

2. Hati


Hati merupakan "kelenjar" terbesar dalam tubuh manusia. Letaknya di rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah tua berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri.


hati.

Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.

Fungsi Hati

Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk:
  1. Menghasilkan empedu dari perombakan sel darah merah.
  2. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit.
  3. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpannya sebagai cadangan gula.
  4. Membentuk protein tertentu dan merombaknya
  5. Tempat untuk mengubah pro Vitamin A menjadi vitamin A.
  6. Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah.
Zat warna empedu hasil perombakan sel darah merah yang telah rusak tidak langsung dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui alat pengeluaran lainnya. Misalnya akan dibawa oleh darah ke ginjal dan dkeluarkan bersama-sama dalam urine.

Kelainan-kelainan Pada Hati

Gangguan pada hati yang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah hepatitis atau penyakit kuning. Disebut demikian karena tubuh penderita menjadi kekuningan, disebabkan zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus yang dapat menular melalui makanan, minuman, jarum suntik, dan transfusi darah.

Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. penyebab hepatitis yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT.

Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah:

1. Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA)
2. Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB)
3. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC)

3. Kulit

Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar.

kulit.

Fungsi kulit

  1. mengeluarkan keringat
  2. pelindung tubuh
  3. menyimpan kelebihan lemak
  4. mengatur suhu tubuh
  5. tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet
Proses pembentukan keringat

Bila suhu tubuh kita menigkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh dari di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal.

4. Ginjal

Ginjal juga disebut "ren" (renal/kidney). Bentuknya seperti kacang merah, berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Ukurannya kira-kira 11 x 6 x 3 cm. Beratnya antara 120-170 gram. Struktur ginjal terdiri dari: kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari badan malphigi dan saluran panjang (tubula) yang bergelung. Badan malphigi tersusun oleh simpai bowman (kapsula bowman) yang didalamnya terdapat Glomerulus.

ginjal.

Fungsi Ginjal

a. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh dan menghasilkan urine.
b. Mengekskresikan zat yang jumlahnya berlebihan.
c. Reabsorpsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal.
d. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia.
e. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang belakang.

Proses Pembentukan Urine

Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu : penyaringan, penyerapan kembali, dan augmentasi.

a. Penyaringan (filtrasi)


Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan, dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomerulus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtratglomerulus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.


b. Penyerapan kembali (reabsorbsi)

Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin primer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal dengan cara difusi dan osmosis, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.

c. Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tubulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, Selanjutnya menuju kantong kemih, melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Urin mengandung air, garam, urea, dan sisa-sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dan terbentuknya urin adalah usia, gay hidup/aktivitas, kondisi kesehatan, faktor psikologis, cuaca, jumlah air yang diminum.

nefron.

Kelainan pada Ginjal
  1. Gagal ginjal dan batu ginjal
  2. Diabetes Melitus
  3. Diabetes Insipidus
  4. Nefritis
  5. Glomerulonefritis.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sistem Ekskresi Pada Manusia"

Posting Komentar