Klasifikasi Jamur atau Fungi

Advertisement


Advertisement
Pada awalnya, Fungi masuk ke dalam kingdom Plantae. Namun, karena banyak ciri dan sifat yang berbeda dengan tumbuhan maka Klasifikasi Jamur atau Fungi memiliki kingdom tersendiri.

Fungi atau Jamur memiliki banyak jenis. Para ahli Biologi yang mempelajari fungi telah mendeskripsikan kurang lebih 150.000 jenis fungi. Struktur spora pada reproduksi seksual dijadikan sebagai dasar dalam pengelompokan fungi. Adapun fungi yang belum diketahui reproduksi seksualnya dimasukkan ke dalam kelompok fungi tidak sempurna (Imperfect fungi).

Para ilmuwan menggunakan data molekuler untuk membuat pohon filogeni dan fungi. Filogeni adalah sejarah evolusi suatu kelompok organisme. 

Berdasarkan data molekuler, sebagian besar ahli Biologi mengakui bahwa karena banyak ciri dan sifat yang berbeda dengan tumbuhan maka Klasifikasi Jamur atau Fungi terbagi ke dalam 6 divisi, yaitu Chytridiomycota, Zygomycota, Glomeromycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota.

Klasifikasi Jamur


1. Chytridiomycota


Chytridiomycota merupakan kelompok fungi yang tidak banyak dikenal. Kebanyakan hidup di danau, kolam, dan tanah. Beberapa tenis Chytridiomycota berperan sebagai dekomposer dan sebagian lainnya bersifat parasit pada Protista, tumbuhan, hewan, atau bahkan fungi lainnva.


Kelompok jamur ini tidak disebut sebagai fungi yang sesungguhnya karena sporanya memiliki flagel sebagai alat gerak yang terletak di bagian posterior. Akan tetapi, kelompok jamur ini memiliki dinding sel yang tersusun atas kitin seperti fungi sesungguhnya (true fungi) lainnya.


2. Zygomycota


Mungkin Anda pernah memakan tempe. Namun, apakah Anda memerhatikan apa yang terdapat dalam tempe? Tempe merupakan makanan hasil fermentasi sejenis fungi. Fungi yang berperan dalam pembuatan tempe adalah Rhizopus oryzae tergolong kelompok Zygomiycota.


Pembahasan mengenai Zygomiycota cukup panjang, sehingga dibahas dalam tulisan terpisah, silahkan kunjungi jamur Zygomiycota.


3. Glomeromycota


Glomeromycota biasanya dikenal sebagai Arbuscular Mycorizal Fungi (AM fungi). Baru-baru ini, jamur tersebut dinyatakan memiliki kelompok terpisah dan yang lainnya. Sebelumnya, Glomeromycota dikelompokkan ke dalam Zygomycota. Akan tetapi, melalui analisis genetik, ternyata Glomeromycota terpisah dengan kelompok Zygomycota. Glomeromycota memiliki hifa yang tidak bersepta dan hanya berproduksi secara aseksual.


Beberapa tumbuhan berpembuluh bergantung kepada AM fungi. Mereka membentuk tipe mikoriza dengan hifa bercabang yang masuk ke akar tumbuhan membentuk arbuskula. Sekitar 90% dari semua tumbuhan bersimbiosis secara mutualisme dengan Glomeromycota.

Fungi ini berperan membantu dalam hal penyerapan air dan mineral lainnya (terutama Fosfat) dan tanah. Selain itu, Glomeromycota dapat menghasilkan hormon pertumbuhan tertentu bagi tumbuhan dan melindungi akar tumbuhan dari infeksi mikroorganisme. Air dan hara mineral tadi digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis sehingga dihasilkan senyawa organik, misalnya glukosa dan asam amino. Zat organik tersebut dapat digunakan oleh fungi dan tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.

Mikoriza dibedakan menjadi dua tipe, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Pada ektomikoriza hifa jamur tidak menembus akar sampal ke bagian korteks, melainkan hanya sampai epidermis saja.


4. Ascomycota


Pernahkah kalian membuat roti? Mengapa adonan roti jika tidak dicampur dengan ragi tidak akan mengembang? Ragi roti merupakan kultur fungi Saccharomyces cereviceae. Fungi ini tergolong ke dalam Ascomycota. Fungi ini dapat melakukan fermentasi pada adonan roti dan menghasilkan gas CO2. Gas ini akan terperangkap oleh protein pada adonan sehingga pada saat dibakar akan memuai sehingga menyebabkan adonan mengembang.


Pembahasan mengenai Ascomycota cukup panjang, sehingga dibahas dalam tulisan terpisah, silahkan kunjungi Jamur Ascomycota.


5. Basidiomycota


Pernahkah Anda mengunjungi perkebunan jamur? Jika Anda amati dengan saksama, bentuk-bentuk jamur di perkebunan beraneka ragam. Ada yang berbentuk, seperti payung, kuping, atau bulat. Jamur-jamur tersebut merupakan anggota dari kelompok Basidiomycota.


Pembahasan mengenai Basidiomiycota cukup panjang, sehingga dibahas dalam tulisan terpisah, silahkan kunjungi Jamur Basidiomycota.


6. Deuteromycota


Fungi ini disebut juga fungi tidak sempurna (fungi imperfecti) karena perkembangbiakan generatifnya belum diketahui. Perkembangbiakan vegetatifnya sendiri terjadi melalui pembentukan spora vegetatif (konidiospora). Fungi ini seperti Zygomycota dan Ascomycota memiliki hifa yang bersekat. 

Fungi yang semula Deuteromycota jika telah diketahui perkembangbiakan seksualnya maka dia akan dimasukkan ke dalam divisi yang lain. Salah satu contohnya adalah jamur oncom, yaitu Monilia sitophilla. Setelah diketahui reproduksi seksualnya yang menghasilkan askospora maka fungi ini digolongkan ke dalam Ascomycota. Nama ilmiahnya kemudian diubah menjadi Neurospora crassa.

Beberapa genus yang asalnya merupakan anggota Deuteromycota dan kini menjadi anggota Ascomycota, di antaranya Aspergillus, Penicillium, dan Candida. Candida albicans bersifat patogen (dapat menyebabkan penyakit) pada mulut vagina dan mulut rahim (serviks).

Beberapa contoh dari Deuteromycota adalah Helminthosporium oryzae yang menyerang buah-buahan sehingga buah akan tampak seperti beludru; Epidermophyton floocosum menyebabkan penyakit kai atlit; serta Microsporum, Trigophyton, dan Epidermophyton yang dapat menyebabkan penyakit kurap.


Sumber:
Yusa dan Maniam, MBS.(2014). Advanced Learning Biology 1B for Grade X Senior High School Mathematics and Natural Sciences Programme. Facil, Grafindo Media Pratama: Bandung.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Klasifikasi Jamur atau Fungi"

Posting Komentar