Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

Advertisement


Advertisement
Dalam mempelajari Biologi diperlukan suatu proses atau kerja ilmiah. misalnya pengamatan dan eksperimen yang menggunakan alat bantu. Dengan bantuan alat-alat tersebut pengetahuan tentang makhluk hidup dan proses kehidupannya akan lebih objektif dan akurat.

Di samping itu, untuk melakukan pengamatan Biologi diperlukan ruang atau laboratorium yang memadai. Selain laboratorium yang berupa ruangan atau kelas, Anda juga dapat memanfaatkan laboratorium alam. Seperti halaman sekolah, kebun binatang, museum, industri, atau lingkungan untuk mempelajari Biologi.

Keselamatan Kerja di Laboratorium

Kecelakaan dapat saja terjadi pada saat melakukan praktikum di laboratorium dengan berbagai akibat yang membahayakan kesehatan, bahkan keselamatan jiwa pengguna laboratorium. Oleh karena itu, pengetahuan tentang keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium, termasuk Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) di Laboratorium penting untuk Anda ketahui dan pahami.


1. Kecelakaan di Laboratorium


Kecelakaan dapat terjadi di manapun dan pada pekerjaan apapun. Pada waktu melakukan kegiatan praktikum pun dapat terjadi kecelakaan. Hal ini sering disebabkan karena pecahnya alat-alat, tumpahnya bahan-bahan (zat-zat kimia), keracunan zat atau benda tertentu, serta kebakaran.

Sebelum Anda menggunakan suatu zat kimia saat akan melakukan praktikum, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada guru apakah zat tersebut berbahaya atau tidak. Jika tidak mengenali zat tersebut, Anda dapat mengenali sifat zat tersebut dengan melihat simbol atau tanda yang tertera pada label wadah atau botol zat kimia tersebut. Gambar berikut merupakan simbol yang biasa tertera pada wadah atau botol zat kimia.

Perhatikan gambar berikut

Simbol bahan kimia

Kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap bahan-bahan atau alat-alat praktikum dapat menimbulkan kecelakaan. Selain itu, kurangnya disiplin siswa pada waktu melakukan praktikum dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Tata tertib laboratorium sangat penting untuk menjaga kelancaran dan keselamatan bekerja di laboratorium. Hendaknya seluruh pemakai laboratorium mematuhi tata tertib yang telah ditentukan.

Untuk menanggulangi terjadinya kecelakaan di laboratorium, hendaknya di laboratorium harus tersedia kotak P3K, pemadam kebakaran, dan pencuci mata. Apabila percobaan telah selesai, buanglah cairan, bahan, sobekan kertas, atau pecahan kaca pada tempat pembuangan khusus yang telah disediakan.


2. Aturan Kerja di Laboratorium


Untuk mempersiapkan Anda agar bekerja secara aman di laboratorium, baca peraturan-peraturan keselamatan kerja berikut.

a. Peringatan Umum

  1. Baca semua petunjuk suatu percobaan sebelum memulai kegiatan. Jika merasa ragu-ragu atau ada yang tidak mengerti mengenai suatu bagian dalam percobaan, bertanyalah untuk meminta bantuan guru atau pembimbing.
  2. Dilarang melakukan kegiatan yang tidak ditentukan atau diizinkan oleh guru. Dapatkan izin sebelum melakukan percobaan sendiri. Jangan menggunakan peralatan tanpa izin khusus.
  3. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
  4. Bawa buku catatan dan penuntun kegiatan atau prosedur kerja laboratorium. Semua barang lain, seperti tas, dompet, laptop, handpone harus diletakkan di tempat yang sudah ditentukan.
  5. Tidak bermain-main di laboratorium serta jaga kebersihan dan kerapihan laboratorium.


b. Aturan Berpakaian

  1. Gunakan jas labaoratorium atau baju pelindung. Hindari penggunaan sepatu atau sandal yang terbuka.
  2. Untuk melindungi kecelakaan yang menenai mata, gunakan kacamata pengaman.
  3. Ikat rambut panjang untuk menghindarkannya dari bahan-bahan kimia, api, atau peralatan.
  4. Lepaskan perhiasan atau barang yang dapat jatuh dan mengenai bahan kimia, atau peralatan.


c. Keselamatan Peralatan

  1. Gunakan peralatan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.
  2. Pastikan alat yang akan digunakan lengkap. Tanyakan pada guru apabila dibutuhkan peralatan yang belum ada atau belum Anda ketahui.
  3. Catat semua jenis, spesifikasi, dan jumlah alat yang akan digunakan. Laporkan hasil catatanmu kepada guru atau petugas laboratorium.
  4. Sebelum melakukan percobaan, mintalah petunjuk pada guru mengenai cara menggunakan alat tersebut.
  5. Kembalikan peralatan tersebut pada tempatnya secara tertib. Kemudian, laporkan kepada guru atau petugas laboratorium bahwa alat telah tersimpan pada tempatnya.


d. Keselamatan Kerja dalam Menggunakan Panas atau Api

  1. Dilarang menggunakan sumber panas, seperti alat pembakar, pelat panas, atau lilin tanpa perintah untuk melakukannya.
  2. Singkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari api.
  3. Sebelum menggunakan alat pembakar pastikan Anda mengetahui cara menyalakan dan memperbesar nyala api. Jangan meninggalkan alat pembakar dalam keadaan menyala tanpa pengawasan.
  4. Bahan kimia dapat memercik atau meluap dari tabung reaksi yang sedang dipanaskan. Jika memanaskan suatu bahan kimla dengan menggunakan tabung reaksi, pastikan mulut tabung reaksi tidak mengarah kepada Anda dan orang lain.
  5. Jangan memanaskan cairan dalam wadah tertutup.


e. Penggunaan Bahan Kimia secara Aman

  1. Gunakan bahan-bahan kimia yang diperlukan dalam kegiatan. Baca dan teliti ulang label-Label pada botol sebelum menggunakan bahan kimia.
  2. Lebih berhati-hati dalam bekerja menggunakan bahan kimia asam atau basa.
  3. Jika Anda akan mencampur asam dengan air, tuangkan air ke dalam wadah terlebih dahulu, baru tambahkan asam ke dalam air. Jangan tuangkan air ke dalam asam.
  4. Buang semua bahan kimia seperti diperintahkan oleh guru.
  5. Jika terdapat percikan asam yang mengenai kulit atau baju Anda, segera basuh dengan air dan beritahulah guru Anda mengenai percikan asam yang terjadi.


f. Penggunaan Alat Gelas secara Aman

  1. Gunakan alat gelas yang diperlukan sesuai dengan kegiatan.
  2. Jangan gunakan alat gelas yang pecah. Jika ada alat gelas yang pecah segera beritahu guru dan buang alat gelas pecah tersebut dalam wadah tempat pembuangan pecahan alat gelas. Jangan membuang pecahan alat gelas tanpa alat pelindung.
  3. Jika Anda akan menggunakan alat pembakar di laboratorium gunakan alat pembatas untuk melindungi alat gelas dari api secara Iangsung. Jangan memanaskan alat gelas yang permukaan luarnya basah.
  4. Ingatlah bahwa alat gelas yang panas tampaknya dingin. Jangan menggunakan alat gelas tanpa memeriksa terlebih dahulu apakah alat gelas tersebut dalam keadaan panas atau dingin.
  5. Jangan memasukkan dengan paksa tabung gelas atau termometer ke dalam sumbat karet atau tabung karet. Apabila Anda mendapatkan kesulitan, mintalah bantuan kepada guru untuk memasukkan tabung gelas atau termometer tersebut.
  6. Jangan makan dan minum menggunakan alat gelas laboratorium.
  7. Bersihkan alat gelas secara keselurhan sebelum menyimpannya kembali.


g. Penggunaan Peralatan yang Tajam

  1. Gunakan alat bedah atau alat tajam lainnya dengan sangat berhati-hati. Jangan melakukan pemotongan suatu benda mengarah keluar, potong dengan arah mendekati tubuh Anda.
  2. Segera beritahu guru Anda bila ada yang terluka atau terpotong saat bekerja di laboratorium.


h. Keselamatan Kerja dalam Menggunakan Spesimen Hewan atau Tumbuhan

  1. Jangan lakukan percobaan yang dapat menyebabkan sakit, tidak nyaman, atau berbahaya terhadap hewan yang akan dijadikan bahan percobaan.
  2. Hewan digunakan apabila benar-benar diperlukan.
  3. Jika Anda mengetahui bahwa Anda alergi terhadap tumbuhan tertentu, jamur, atau hewan, beritahukan guru sebelum melakukan kegiatan yang menggunakan spesimen tersebut.
  4. Selama kerja lapangan, lindungi kulit Anda dengan menggunakan celana panjang, baju berlengan panjang, kaus kaki, dan sepatu penutup. Ketahui terlebih dahulu bagaimana mengenali tumbuhan atau jamur beracun di tempat Anda berada, hindari sentuhan langsung dengan spesimen tersebut.
  5. Jangan memakan bagian tumbuhan atau jamur apapun sebelum teridentifikasi.


i. Aturan Terakhir dalam Melakukan Kegiatan Percobaan di Laboratorium

  1. Setelah percobaan selesai, bersihkan tempat kerja dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula.
  2. Buang sisa-sisa bahan seperti diperintahkan guru.
  3. Cuci tangan setelah melakukan setiap percobaan.
  4. Selalu mematikan semua alat pembakar atau pelat pemanas jika tidak digunakan lagi. Jika menggunakan alat pembakar gas, periksa dan pastikan saluran gas ke alat dalam keadaan tertutup dengan benar. Putuskan hubungan listrik pelat pemanas dan peralatan listrik lainnya jika tidak digunakan.



3. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Laboratorium


Kecelakaan di Laboratorium dapat menimpa siapa saja. Penyebab kecelakaan bisa dari faktor kimia seperti kontak dengan zat asam atau basa, faktor fisika seperti terkena aliran listrik, serta faktor biologis seperti tersengat hewan percobaan.

Pertolongan pertama pada kecelakaan di laboratorium adalah pertolongan yang diberikan segera setelah kecelakaan, yaitu dengan memberikan pengobatan dan perawatan darurat dan cepat bagi korban sebelumpertolongan yang lebih akurat diberikan oleh petugas kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit. Walaupun tindakan P3K ini bersifat sementara dan darurat, tindakan P3K ini diharapkan dapat mencegah bertambah parahnya luka dan mengurangi penderitaan pada korban. Pertolongan yang diberikan bersifat sederhana dengan peralatan dasar seeederhana yang langsung diberikan di tempat kejadian kecelakaan, dalam hal ini di laboratorium.

Di samping upaya melakukan P3K, sebagai penolong kita berkewajiban tetap mencarikan pertolongan dari petugas  kesehatan secepat mungkin. Beberapa kecelakaan yang terjadi di laboratorium dan tindakan pertolongannya adalah sebagai berikut.

a. Gangguan Pernapasan


Penyebab gangguan bernapas adalah tersedak suatu benda, kejang otot pernapasan, atau menghisap asap gas berbahaya di laboratorium, seperti eter, dan kloroform, aerosol, dan sebagainya. Jika korban tersedak lakukan tindakan seperti memukul korban pada bagian punggung di antara tulang belikatnya dengan posisi korban dalam keadaan membungkuk. Cara lain adalah mendekap korban dari belakang dan menekan keras-keras bagian tengah perutnya. Bila tidak ditemukan tanda-tanda korban bernapas spontan, tindakan yang dilakukan adalah memberikan pernapasan buatan.


b. Pingsan


Pingsan adalah keadaan kehilangan kesadaran sementara karena aliran darah ke otak berkurang sehingga otak tidak mendapat cukup glukosa dan oksigen.

Tindakan yang dilakukan pada kondisi ini adalah sebagai berikut. Jika siswa merasa mau pingsan, dudukkan siswa di lantai dan mintalah dia untuk meletakkan kepalanya di antara lututnya dan menarik napas panjang (membungkuk). Jika siswa sudah membaik, mintalah dia untuk berdiri secara perlahan-Iahan. Jika siswa sudah pingsan baringkan di tempat yang nyaman. Rangsang kesadaran korban dengan memberi wangi-wangian atau minyak gosok di depan hidung. Baringkan korban dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala. Buka baju terutama bagian atas, kendorkan pakaian bawah yang ketat. Jika korban mau muntah, miringkan kepala korban agar muntahan tidak tersedak masuk ke paru-paru. Setelah pulih, tenangkan korban dan dudukkan korban secara bertahap, beri minum setelah siswa benar-benar sadar.


c. Pendarahan


Pendarahan adalah hilangnya darah dari pembuluh darah. Jika terjadi pendarahan harus segera diatasi agar tidak terjadi kehilangan darah dalam jumlah yang banyak.

Jika luka tertutup pakaian, lepaskan pakaian atau digunting. Baringkan korban dan bagian tubuh yang berdarah ditinggikan. Tekan bagian tubuh yang berdarah dengan kassa steril, gunakan jari atau telapak tangan dapat pula dua jari tangan jika luka cukup lebar. Pembuluh nadi terletak antara tempat pendarahan dengan jantung ditekan. Luka bersihkan, lalu dibalut jangan terlalu keras supaya tidak menghambat sirkulasi. Jika masih merembes, balut lagi di atas balutan. Apabila pendarahan belum dapat dihentikan, segera bawa korban ke rumah sakit. Apabila luka Anda menimbulkan infeksi, cara yang harus Anda lakukan adalah membersihkan luka dengan air dingin atau air hangat dan mengalir. Gunakan antiseptik, sebaiknya ditambahkan, untuk membantu membersihkan luka, diberi betadin dan ditutup kasa steril, kemudian diplester atau dibalut. Jika perlu bawa korban ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan suntikan anti tetanus.

Luka memar merupakan luka tertutup dimana kerukan jaringan di bawah kulit disertai pendarahan. Luka memar ini dari luar tampak kebiruan. Penanganannya dengan kompres air hangat dan dingin secara bergantian, dan tinggikan bagian yang luka.


d. Luka Bakar


Luka bakar dapat disebabkan karena terpercik api, uap panas, cairan panas, seperti air atau minyak, terkena setrika panas, rokok, peralatan masak, lampu dan bahan kimia, seperti air aki, serta sengatan listrik atau petir.

Apabila ada siswa yang terkena luka bakar karena percikan api, segera baringkan korban dengan bagian yang terbakar berada di atas. Selimuti korban dengan mantel atau selimut, kemudian baringkan di lantai. Jangan mencoba melepaskan apapun yang melekat pada luka karena bisa terjadi kerusakan yang lebih parah dan menyebabkan infeksi.

Luka bakar karena bahan kimia ditandai dengan nyeri hebat yang menyengat, melepuh dan kulit terkelupas. Pertolongannya segera sirami luka dengan air mengalir yang banyak selama 20 menit dan llindungi bagian yang tidak terkena bahan kimia. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi, kemudian tutup luka dengan kassa steril atau kain bersih dan segera mencari pertolongan medis. Jika percikan bahan kimia masuk ke dalam mata dapat menimbulkan trauma serius yang bisa menyebabkan luka pada mata yang berujung kebutaan. Pertolongan yang dapat diberikan adalah segera mengalirkan air dingin ke mata yang sakit minimal selama 10 menit dan air harus mengaliri kedua sisi kelopak mata. Jika mata masih menutup, tarik kelopak mata ke bawah secara hati-hati jangan sampai terjadi perlengketan. Mata segera ditutup dengan pembalut steril yang tidak berbulu dan segera cari pertolongan medis.


e. Gigitan atau Sengatan Binatang


Anda harus waspada terhadap gigitan atau sengatan binatang pada saat melakukan pengamatan.

Jika Anda mengalami sengatan ringan, ditandai engan rasa gatal, panas, dan sedikit tidak nyaman. Pertolongannya dapat diberikan kompres air dingin, minyak kalamin, minyak tawon, atau krim anti histamin. Jika luka terkena gigitan dangkal maka luka sebaiknya dicuci sampai bersih dengan air sabun dan air hangat, tepuk-tepuk luka dengan kassa steril dan plester. Namun, jika luka gigitan dalam dan membahayakan sehingga menimbulkan pendarahan maka kita atasi dahulu pendarahannya dengan meninggikan bagian tubuh yang luka tadi dan mengatasi pendarahan dengan tekanan langsung pada luka. Setelah pendarahan berhenti, luka ditutup dengan perban steril atau dibalut dengan kain yang bersih.

Jika hewan yang mengigit  tadi berbisa harus diberikan perawatan ekstra dengan mengaliri luka dengan memakai air mengalir dan mencucinya dengan air sabun atau detergen selama lima menit. Sisa sabun dibersihkan dengan air mengalir, keringkan dengan kasa steril, dan berikan alkohol atau yodium tinctur sebelum dibalut. Apabila tersengat binatang laut atau air, pertolongan dapat diberikan dengan menuangkan cuka atau minuman beralkohol ke luka tusuk atau gigitan selama beberapa menit supaya sel-sel sengat yang belum mengeluarkan racun menjadi tidak aktif. Setelah itu dapat diolesi dengan larutan sodium bikarbonat pekat. Taburkan bubuk kering sodium bikarbonat di sekitar luka. Jika cedera berat atau terjadi reaksi berat segera cari pertolongan medis.


Sumber:
Yusa dan Maniam, MBS.(2014). Advanced Learning Biology 1A for Grade X Senior High School Mathematics and Natural Sciences Programme. Facil, Grafindo Media Pratama: Bandung.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium"

Posting Komentar