SITI JENAR
"Janganlah menyembah jikalau tidak mengetahui siapa yang disembah, jika engkau tidak mengetahui siapa yang disembah akhirnya cuma menyembah ketiadaan, suatu sembahan yang sia-sia."
(Syekh Siti Jenar)
Pertama-tama, inilah wasiatku(Syekh Siti Jenar) :
(Syekh Siti Jenar)
Pertama-tama, inilah wasiatku(Syekh Siti Jenar) :
-  Setiap orang harus sadar jika segala sesuatu yang tergelar di alam  semesta ini adalah nisbi.
 - Tidak ada yang berlaku mutlak.
 - Maka setiap orang harus hidup madya (tengah-tengah) ora ngoyo (tidak berlebihan) dan tidak ngongro ( tidak melampaui batas).
 
- Prinsip ini hendaknya kalian jadikan pusaka dalam segala hal yang menyangkut kehidupan kalian, baik yang duniawiah maupun ukhrawiah dan Ilahiah.
 - Dalam kehidupan duniawi kalian bisa memaknai prinsip ini dengan kehidupan yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan sehingga membuat seseorang tertimbun harta kekayaannya.
 - Kalian juga boleh memaknainya dengan pengekangan terhadap nafsu perut dan nafsu syahwat yang sesuai dengan nilai-nilai kepantasan manusia.
 - Kalian juga boleh memaknainya sebagai pengekangan terhadap ambisi kekuasaan yang membahayakan.
 - Pendek kata maknailah prinsip madya ini sesuai kemampuan akal budi dan hati nurani kalian masing-masing dengan ukuran keseimbangan dan penghormatan atas kehidupan “
 
- “Di dalam kehidupan rohaniahpun berlaku prinsip madya.
 - Maka aku  melarang murid-muridku dan pengikutku untuk bertapa di gua-gua dan di  hutan-hutan, kurang tidur, kurang makan, tidak kawin, tidak bergaul  dengan manusia yang lain, tenggelam dalam lautan ruhani.
 - Sebab, hak-hak  ruhani harus dipenuhi secara pantas.
 - Hak-hak jasmanipun hendaknya tidak  diabaikan.
 - Penuhilah hak ruhani dan jasmani secara seimbang, bukan aku  menganggap tidak baik perilaku-orang-orang yang meninggalkan keduniawian  dengan menjadi pertapa.
 - Semua manusia bebas memilih yang terbaik bagi dirinya, tetapi bagi pengikutku hal seperti ini tidaklah dibenarkan. H
 - iduplah dengan prinsip ditengah-tengah, yaitu madya.
 
- “Di dalam pengetahuan tentang Yang Illahi pun prinsip madya ini  hendaknya tetap kalian pusakakan.
 - Sebab ada diantara umat Islam yang  memiliki pandangan berlebihan dalam memaknai Yang Illahi.
 - Mereka  memandang bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Suci, Maha Sempurna, Maha  Baik, Maha Kasih.
 - Sehingga dari Allah memancar Kebaikan, Kesempurnaan,  Kesucian dan Kasih.
 - Mereka menganggap mustahil dari Allah memancar  ketidak adilan, ketidak sempurnaan, ketidak sucian dan kemurkaan.
 - Pandangan ini sah bagi pengikut paham ini.
 - Pandangan ini benar bagi yang meyakininya”
 
- Tetapi dengarkanlah wahai murid-murid dan pengikutku, bahwa aku Syekh  Siti Jenar, tidak pernah mengajarkan keyakinan yang berlebihan dan  melampaui batas seperti itu.
 - Ajaranku tetap bertolak pada prinsip madya,  di tengah-tengah.
 - Sebab jika seseorang menganggap bahwa Allah adalah  Kebaikan, Kesempurnaan, Kesucian, Maha Kasih dan dari-Nya tidak bisa  memancar ketidak baikan, ketidak sempurnaan, ketidak sucian dan  kemurkaan maka sejatinya orang tersebut telah terperangkap ke dalam  jaring-jaring masalah yang rumit yang bakal membawanya ke jurang  kemusyrikan.
 - Mereka akan menganggap ketidak baikan dan ketidak  sempurnaan berasal dari Dzat selain Allah, yaitu kuasa kegelapan dari  kejahatan.
 - Itu berarti mereka menganggap ada dua Dzat yang berbeda,  yaitu Allah dan dzat selain Allah.
 - Kalau keyakinan itu diikuti maka  orang akan menolak keberadaan Asma Illahi yang saling bertolak belakang  (al asma al-mutaqabilah) yang berujung pada Asma Allah sebagai  keseluruhan asma Allah yang bertentangan (Majmu al asma al-mutaqabilah).
 - Mereka akan menolak nama Allah yang Maha Menyesatkan (al-Mudhill) Yang  Memberi Kesempitan (al-Qabidh) Yang Maha Menista (al-Mudzil) Yang  Memberi Bahaya (adh-dhar) Yang Membinasakan (al-mumit) mereka juga akan  mengingkari bahwa dunia yang tidak sempurna ini berasal dari Allah.
 - Atau  mengingkari bahwa iblis, setan mahluk-mahluk kegelapan dan  manusia-manusia terkutuk berasal dari Allah.
 - Padahal segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
 
- Dengan memegang teguh prinsip hidup madya ini, sangatlah tidak masuk akal jika kalian sebagai murid-murid dan pengikutku memperlakukan aku secara berlebihan.
 
- Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan kalian menciumi kakiku,  merangkul lututku, mengusap jubahku mengelus terompahku bahkan mengambil  tanah bekas telapak kakiku. Itu berlebihan.
 - Itu melampui batas.
 - Itu  thaghut.
 - Itu pemberhalaan yang justru aku tentang selama ini.
 - Sebab NABI  MUHAMMAD SAW, MANUSIA AGUNG yang menjadi PANUTANKU selalu menolak bila  diperlakukan secara berlebihan.
 - Dia selalu menampakkan kehambaan dan  kerendahan hatinya.
 - Dia selalu berada di tengah-tengah dan mengajarkan  agar pengikutnya pun berada di tengah-tengah.
 - Maka mulai saat ini aku katakan bahwa mereka yang memperlakukan aku atau siapapun diantara manusia secara berlebihan dan bahkan memberhalakannya, maka dia bukanlah pengikutku apalagi murid rohaniku.
 
0 Response to "SITI JENAR"
Posting Komentar