EFFECT RUMAH KACA - GREEN HOUSE EFFECT

Advertisement


Advertisement
EFFEK RUMAH KACA
Efek rumah kaca (Green House Effect) adalah proses alami yang membantu terjadinya pemanasan pada lapisan atmosfer dan permukaan bumi.
  • Penghangatan permukaan bumi ini terjadi karena gas-gas yang terlepas dari aktifitas di biosfer bumi seperti karbon dioksida (CO2), gas metan (CH4), nitrogen dioksida (NO2), chlorofluorocarbon (CF,XC,X) terkumpul di lapisan troposfer/stratosfer membentuk awan
  • Awan dengan dimensi gas gas itu merubah kesetimbangan energi dari planet bumi melalui penyerapan radiasi gelombang panjang (longwave) yang diemisikan dari permukaan bumi.
  • Tentu dari kejadian itu memunculkan suatu effect pada suhu permukaan bumi yang menjadi hangat / panas yang meningkat yang kemudian kita sebut Effect Rumah Kaca .
  • Effect Rumah kaca yang bisa kita artikan secara sederhana bahwa awan yang ada, terdapat gas yang terkumpul membentuk semacam tabir berupa kumpulan gas CO2 (dominan)
  • Gas gas itu yang sifatnya seperti kaca , yang mana sifat kaca adalah dapat ditembus cahaya yang membawa panas , namun setelah berada didalamnya panas yang ada di kaca itu tidak bisa menembusnya ( mobil parkir di lapangan , setelah pintu kita buka suhu didalam akan lebih panas) panas yang tak bisa menembus kaca itu hanya terpantul pantul sehingga dampaknya seperti yang kita rasakan kini
‘Perlu diketahui pula ya , Tanpa adanya Effek Rumah Kaca ini , suhu di permukaan bumi akan dingin berkisar —18 oC, dibandingkan saat ini suhu rata-rata permukaanbumi sebesar 15oC.
  • Energi sinar matahari yang melewati lapisan atmosfer sebanyak (26 %) dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh awan dan sebanyak 19 % diserap oleh partikel-partikel dan gas-gas yang terdapat dalam lapisan atmosfer.
  • Sisanya sebanyak 55 % diteruskan ke permukaan bumi, di permukaan bumi sinar radiasi matahari ini digunakan untuk berbagai proses, untuk pemanasan bumi, pencairan es dan salju, penguapan air permukaan (laut, danau, sungai, waduk, dll.) dan photosintesis.
  • Pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari menyebabkan permukaan bumi seperti sebuah radiator energi gelombang panjang (radiasi infra merah).
  • Emisi radiasi infra merah seharusnya kembali ke ruang angkasa, namun sebagian besar diserap oleh gas rumah kaca (GRK) yang terdapat pada lapisan atmosfer.
  • Penyerapan radiasi infra merah oleh GRK menyebabkan terjadinya penambahan energi panas terhadap sistem lapisan atmosfer bumi.
  • Sebanyak 90 % sinar infra merah yang dipantulkan permukaan bumi dipantulkan kembali oleh GRK yang terdapat dalam lapisan atmosfer ke permukaan bumi, sekali lagi diserap dan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi, demikian proses ini terjadi berulang-ulang.
  • Proses yang ada ini dikenal dengan sebutan ERK dan dampaknya menyebabkan terjadinya pemanasan global (global warming).

Sebenarnya Lingkungan yang telah tercipta ini juga tidak begitu kebingungan dengan kejadian diatas karena proses balancing kearah optimal juga akan dilakukannya misalnya dengan tumbuhan yang ada didalamnya menyerap gas CO2 (GRK) untuk dirubah menjadi O2

  • Meskipun juga masih ada yang lolos ke awan membentuk Tabir GRK .
  • Maka dengan peran manusia sebagai kalifah bumi (utusan tuhan ) mengelola bumi , tentu kita harus melakukan banyak penanaman tanaman dengan memberikan space tempat tinggalnya untuk ditanami tanaman agar proses Fotosintesis bisa mengurangi gas buang CO2 ke awan setidaknya dari kamu sendiri yang mengeluarkan CO2 dari mulutmu.
Selama masih diambang batas pembuangan CO2 ke udara lingkungan masih bisa mengelolanya , buktinya dari dulu juga bumi ya seperti ini terus suhunya .
Emang kalau terjadi letupan ternyata emisi CO2 menjadi lebih besar dan semua CO2 itu bener mengcover troposfer kita ya pasti suhu lingkungan menjadi panas , karena nggak ada yang bocor covernya , tetapi mosok begitu kan kita lihat keatas masih ada yang bocor bocor hehehe

Berikut akan kami uraikan detail teori yang setidaknya kita juga tetep waspada mengingat kita punya misi mengemban bumi sebaik baiknya

GLOBAL WARMING
  • Jumlah energi panas yang diserap oleh lapisan atmosfer dikendalikan oleh konsentrasi GRK.
  • Konsentrasi CO2, NO2 dan CH4 dalam lapisan atmosfer telah banyak mengalami peningkatan,
  • pada tahun 1750 konsentrasinya masing-masing adalah 280 ppm, 280 ppb dan 0,70 ppm,
  • Pada saat ini telah mengalami peningkatan masing¬masing mencapai 360 ppm (29 %), 360 ppb (11 %) dan 1,7 ppm (143 %).
  • Berdasarkan sejarah pengukuran suhu bumi yang dilakukan secara independen,
  • Disimpulkan bahwa suhu rerata global permukaan bumi telah meningkat sebesar 0,5 oC selama 100 tahun terakhir.
  • Para ilmuwan meyakini bahwa pemanasan global ini disebabkan oleh adanya peningkatan ERK.
  • Peningkatan ERK disebabkan oleh adanya peningkatan konsentrasi GRK di lapisan atmosfer melampaui yang ditimbulkan secara alami.
  • Walaupun terdapat ketidak-pastian yang besar, para ilmuwan meramalkan bahwa emisi GRK dan aerosol sulfat dengan laju peningkatan yang saat ini terjadi pada akhir abad yang akan datang dapat meningkatkan suhu global rata-rata sebesar 1 —4 oC.
  • Dampak pemanasan global selain menyebabkan terjadinya peningkatan suhu udara juga mengakibatkan mencairnya es dan salju, meningkatkan penguapan air permukaan lebih besar lagi, sehingga meningkatkan terjadinya awan, frekuensi dan intensitas hujan.
  • Hal ini menimbulkan perubahan iklim global, sementara mahluk hidup di bumi sangat bergantung terhadap iklim.
  • Perubahan iklim akan berdampak negatif pada ketersediaan sumber air, sumberdaya pesisir, kesehatan, pertanian kehutanan, energi dan transportasi.
  • Jumlah dan kualitas air minum, ketersediaan air untuk irigasi, industri, pembangkitan listrik, perikanan dan kesehatan secara signifikan dipengaruhi oleh intensitas hujan dan tingkat evaporasi.
  • Peningkatan curah hujan dapat menimbulkan terjadinya banjir dan memberi tekanan pada daerah aliran sungai.
  • Pada tahun 2100 para ahli telah memprakirakan bila lapisan es di kutub terus mengalami pencairan karena peningkatan suhu global, maka permukaan air laut akan meningkat dapat mencapai hingga 50 cm. Hal ini akan menyebabkan lebih dari 5000 mil2 lahan produktif di permukaan bumi akan terendam air.
  • Peningkatan suhu udara dalam jangka panjang akan menyebabkan terjadinya peningkatan kematian yang disebabkan heat stress, selain itu juga akan memacu perkembangan berbagai jenis penyakit di suatu kawasan.
  • Perubahan suhu udara dan pola hujan dapat meningkatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan terganggunya/ punahnya kehidupan berbagai jenis serangga, dan akan meningkatkan kebutuhan akan alat pendingin, serta transportasi air akan dipengaruhi oleh banjir dan tingkat permukaan air.


EMISI GAS RUMAH KACA
  • Pembangkitan listrik dan transportasi merupakan kontribusi utama emisi GRK
  • Saat ini emisi GRK dari sektor pembangkitan listrik diprakirakan mencapai 1/3 emisi global.
  • Emisi GRK sisanya adalah dari kegiatan lainnya yang dilakukan manusia, di antaranya adalah dari berbagai kegiatan industri, pembakaran biomas, penggundulan hutan, pembukaan lahan untuk pembangunan dan berbagai kegiatan lainnya.
  • Badan tenaga atom internasional (International Atomic Energy Agency,IAEA) pada tahun 1994 - 1998 telah melakukan pengkajian nilai faktor emisi GRK dari tiap jenis rantai pembangkitan listrik.
  • Jenis rantai pembangkitan listrik yang menjadi objek studi meliputi bahan bakar (BB) lignite, batu-bara, minyak bumi, gas alam, tenaga nuklir, biomas, tenaga air, tenaga angin dan tenaga surya berdasarkan teknologi tahun 1990 dan teknologi yang diharapkan beroperasi pada era 2005 - 2020.
  • Dalam studi yang dimaksud dengan total emisi GRK untuk BB fosil adalah jumlah emisi dari cerobong selama pembakaran dan pelepasan (release) yang terjadi selama kegiatan hulu hingga hilir (seluruh rantai produksi).
  • Untuk pembangkitan listrik dengan tenaga air, tenaga surya dan tenaga angin ukuran dan jenis teknlogi merupakan faktor kunci dalam analisis.
  • Analisis beban terhadap lingkungan hidup, aliran masa dan energi pada tiap tahapan posedur dihitung dengan menggunakan perangkat lunak Life Cycle Assessment (LCA).
  • Dalam penggunaan metode LCA ataupun Process Chain Analysis (PCA) dilengkapi dengan Input Output Analysis (IOA).
  • Pembangkitanlistrik dengan tenaga nuklir dan BB terbarukan tidak ada emisi GRK pada saat produksi, emisi GRK

Apa yang Bisa Dilakukan?
Strategi untuk mengurangi tingkat emisi atau gas-gas rumah kaca yang utamanya ditujukan karbon dioksida. Ini termasuk:
  1. Mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dengan meningkatkan efisiensi bahan bakar bangunan dan kendaraan. Perbaikan yang kedua juga akan mengurangi emisi N2O.
  2. Switching bahan bakar dari batubara ke minyak dan gas yang melepaskan karbon dioksida lebih sedikit pada konsumsi.
  3. Berpindah dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan seperti matahari, angin panas bumi,, gelombang, pasang surut dan hidro-listrik.
  4. Mencegah perusakan hutan hujan tropis, sekaligus menghapus masalah dan memberikan solusi.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "EFFECT RUMAH KACA - GREEN HOUSE EFFECT"

Posting Komentar